Selasa 06 Jun 2017 05:21 WIB

Ramadhan, Omzet Produk Sarung Majalaya Alami Kenaikan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hazliansyah
Koleksi terbaru Shafira menggunakan sarung Majalaya dan songket Silungkang untuk IFW 2016.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Koleksi terbaru Shafira menggunakan sarung Majalaya dan songket Silungkang untuk IFW 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Omzet produk sarung Majalaya mengalami peningkatan mencapai 60 persen selama bulan puasa Ramadhan 1438 Hijriah, lebih tinggi dibanding peningkatan di tahun lalu yang hanya sebesar 20 persen.

“Lonjakan permintaan pasar pada tahun ini disebabkan meningkatnya daya beli masyarakat dan kampanye penggunaan sarung Malajaya oleh pemda,” ujar Direktur Utama PT Satya Sumba Cemerlang, salah satu perusahaan tekstil di Majalaya, Satya Natapura Senin (5/6).

Ia menuturkan, permintaan pasar yang tengah tinggi tengah dialami seluruh pelaku usaha sarung tekstil asal Majalaya. Salah satu yang membuat produk sarung laku karena tidak ada saingan. Adapun produk impor dari India dan Timur Tengah kurang diminati.

Dirinya menuturkan, dalam satu bulan pihaknya bisa memproduksi 500 kodi bahkan sampai 2.000 kodi sarung. Saat ini yang diperlukan oleh pelaku usaha tekstil sarung Majalaya adalah akses pengembangan pasar ke luar negeri.

Satya menambahkan, pelaku usaha tekstil sarung Majalaya, berharap pemerintah bisa memberikan pembinaan pasar bagi mereka. sebab, pasar di dalam negeri sudah dinilai jenuh sehingga perlu dilakukan ekspansi dengan menggarap ekspor.

"Terbesar itu kita jual ke Tanah Abang. Memang ada juga Solo dan Surabaya tapi volumenya kecil. Kita harus ekspansi kalau ingin maju,” katanya.

Menurutnya, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan tidak pernah melibatkan pelaku usaha tekstil sarung dalam pelaksanaan programnya Padahal, pelaku usaha tekstil Majalaya yang saat ini hanya tinggal 15 pengusaha sanggup menyerap tenaga kerja hingga 10.000 orang.

Ia menuturkan, yang diperlukan pengusaha tekstil Majalaya bukan pembinaan teknis tapi membuka market untuk eskpor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement