REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno meminta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus mengakses permodalan sendiri dan permodalan sendiri melalui bursa efek. Hal tersebut agar perusahaan itu meningkatkan level tata kelola perusahaan mereka.
Sehungga, kata dia, BUMD pada satu titik harus mampu untuk berdiri di kaki sendiri, bukan hanya mengandalkan penyertaan modal pemerintah. Sandiaga berharap pengelolaan BUMD di Jakarta tangguh dan mampu bersaing dalam era globalisasi.
''Jadi memang pada saatnya kita akan dorong di bawah pengelolaan Pemprov DKI untuk melantai di bursa,'' ucap Sandiaga, di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (2/6).
Namun, bagaimana proses BUMD melantai di bursa, Sandiaga enggan berkomentar. Sebab, lanjut dia, hal itu bisa mempengaruhi kinerja masing-masing BUMD. ''Jadi kami memang arahnya sudah ada jelas, kita harus kolaborasi pengaksesan modal melalui BEI harus menjadi salah satu prioritas ke depan,'' ujar dia.
Beberapa sektor yang potensial, menurut Sandi, adalah teknologi digital, transportasi dan infrastruktur, dan energi. Ia mengungkapkan juga tengah mendorong beberapa masalah smart city, yang dinilai menarik untuk memulai usaha.
''Saya belum berani untuk masuk detail karena tentunya harus menunggu masukan dari tim sinkronisasi dan kita harus hati-hati karena BUMD memiliki bisnis plan sendiri,'' sebut dia.
Sandi ingin melihat secara detail seperti apa bisnis plan dan kebutuhan modal BUMD tersebut. Namun, ia menyatakan prioritas kebutuhan modal akan dilakukan melalui Pencatatan Saham di bursa. ''Harusnya itu bisa jadi prioritas,'' tegasnya.