Rabu 31 May 2017 03:40 WIB

Udang Putih Berpotensi Jadi Produk Unggulan

Udang Vaname
Udang Vaname

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Udang putih (penaeus merguiensis) yang memiliki sejumlah keunggulan daripada udang lainnya, bahkan berpotensi menjadi produk unggulan, kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto.

"Mudah-mudahan, dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa dikembangkan lagi sehingga para pembudidaya bisa mencoba membudidayakan udang lokal tersebut," katanya saat menghadiri peresmian gedung "naupli center" Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara di tepi Pantai Bandengan, Kabupaten Jepara, Selasa (31/5).

Setidaknya, menurut dia, bisa menjadi sumber kesejahteraan masyarakat yang baru menggantikan udang vaname. Apalagi, indukan udang vaname hingga pakannya masih harus dari luar negeri sehingga ketika pembudidaya menerimanya dengan harga yang tidak murah.

Dengan adanya udang lokal yang berhasil dikembangkan oleh BBPBAP Jepara, Rifky berharap ada kemandirian karena udang tersebut benar-benar udang lokal. Terlebih lagi, keunggulannya hampir seperti udang vaname.

Ia juga berharap pengembangan udang asli Indonesia ini akan menjadi terobosan baru sebagai pengganti dalam mengantisipasi udang vaname yang saat ini mulai banyak terkendala penyakit.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Slamet Soebjakto mengatakan bahwa KKP serius untuk mengorbitkan udang merguiensis ini sebagai kandidat baru dalam bisnis perudangan nasional.

Apalagi, kata dia, udang tersebut merupakan udang asli Indonesia sehingga pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan keragaman jenis udang lokal Indonesia.

Untuk ketersediaan induk, menurut Slamet Soebjakto, hampir tersedia di seluruh wilayah perairan Indonesia sehingga memudahkan untuk pengembangan komoditas ini. "Siklus reproduksi udang tersebut juga relatif singkat daripada udang windu, bahkan umur 6 bulan atau pada ukuran berat 30 s.d. 40 gram bisa menjadi indukan," ujarnya.

Keunggulan lain dari udang merguiensis tersebut, yakni pertumbuhan yang relatif baik dengan mengandalkan kadar protein pakan yang rendah dan lebih banyak memanfaatkan detritus sehingga secara biaya produksinya lebih efisien.

Selain itu, lanjut Slamet, udang tersebut lebih tahan terhadap penyakit dan cita rasanya enak. "Udang merguiensis ini juga memiliki keunggulan komparatif dan sangat potensial menjadi peluang usaha baru bagi para pembudidaya. Hal ini tentu menjadi kabar baik sekaligus awal yang baik untuk pengembangan industri udang nasional ke depan," ujarnya.

Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Rahardjo mengatakan bahwa kapasitas produksi hatchery yang ada mampu menyediakan sebanyak 18 juta ekor benur per tahun. Adapun jumlah bak yang tersedia, kata dia, sebanyak 18 bak dengan kapasitas produksi per bak mencapai 300.000 benur per siklus (1 tahun sebanyak empat siklus).

Untuk menjamin ketersediaan induk, BBPBAP Jepara terus melakukan domestikasi. "Upaya perekayasaan pada jenis udang tersebut memberikan hasil sangat menggembirakan sehingga nantinya BBPBAP Jepara siap untuk menjadi pionir pengembangan udang merguiensis di seluruh Indonesia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement