Selasa 30 May 2017 00:23 WIB

Masyarakat Diminta tak Terpancing Isu Tsunami di Poso

Rep: Kabul Astuti/ Red: Hazliansyah
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Palu mengimbau masyarakat jangan terpancing desas-desus bakal terjadi tsunami pascagempa bumi mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin malam.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Palu Petrus Demon Sili dalam siaran persnya menyatakan, gempa bumi tektonik pada 29 Mei 2017 mengguncang wilayah Wuasa, Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa terjadi pada pukul 22.35.22 WITA berkekuatan 6,6 skala Richter, dengan episentrum pada koordinat 1.33 LS dan 120.41 BT di kedalaman 10 kilometer.

"Hingga laporan ini disusun, telah terjadi sekali aktivitas gempa bumi susulan. Masyarakat diimbau tetap tenang dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG," katanya.

Khusus masyarakat di daerah pesisir kata dia, diimbau agar tetap tenang. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, sebab dari kedalaman pusatnya merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

Dalam catatan BMKG, peta tingkat guncangan (shake map) menunjukan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat dirasakan di daerah Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso.

Dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (V MMI) di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (III-IV MMI), di Kabupaten Toli-Toli, Pasang Kayu Provinsi Sulawesi Barat dan Tana Toraja Sulawesi Selatan.

Dalam skala intensitas II SIG BMKG atau (III MMI) di Gorontalo, Boalemo dan Bone Bolango, dalam skala intensitas I SIG BMKG atau (II-III MMI) di Palopo, Masamba dan Balikpapan, dalam skala intensitas I SIG BMKG atau (II MMI).

Tekait hal itu, peneliti dari Ikatan Ahli Geologi Infonesia (IAGI) Ade Kadarusman menduga gempa bumi itu berasal dari sesar Palu Koro atau bagian dari Sesar Poso.

"Nanti terlihat posisi pusat gempa dengan peta sebaran sesar dari Watkinson," ujar Ade

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement