Sabtu 27 May 2017 17:23 WIB

Bekraf Gelar Workshop Seni Pertunjukan di Banyuwangi

Pertunjukan wayang golek bertemakan Ramadhan dengan dalang Ki Wawan Ajen pada 'Semarak Wisata Ramadhan 2016' oleh Kementrian Parawisata RI, di Halaman Masjid Pusdai, Kota Bandung, Sabtu (18/6) malam. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pertunjukan wayang golek bertemakan Ramadhan dengan dalang Ki Wawan Ajen pada 'Semarak Wisata Ramadhan 2016' oleh Kementrian Parawisata RI, di Halaman Masjid Pusdai, Kota Bandung, Sabtu (18/6) malam. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Keberagaman budaya yang dimiliki bangsa tentunya memberi manfaat yang besar. Salah satunya adalah memunculkan berbagai usaha dari sisi industri kreatif.

Oleh karena itu, Pemerintah dalam hal ini melalui Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF), dituntut terlibat secara aktif dan inovatif mendorong aktivitas dan kreatifitas masyarakat.

 

“Banyak potensi masyarakat di daerah yang perlu digali dan dimaksimalkan. Salah satunya meningkatkan komptensi masyarakat, khususnya di bidang seni budaya, melalui berbagai pelatihan (workshop),” kata Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Dra. Poppy Savitri, ketika membuka acara ‘BEKRAF Create Week Talkshow -Kreatif itu kita : Indonesia!’ beberapa waktu lalu. 

Menurut Poppy, kegiatan workshop kali ini memiliki nilai lebih, karena menggelar tiga konten pelatihan sekaligus; Penulisan Creativepreneur, Fotografi, dan Manajemen Seni Pertunjukan.

Khusus worskhop seni pertunjukan, mengetengahkan pembahasan mengenai; Manajemen Produksi, Artistik (Tata Busana Pergelaran), serta Strategi Promosi, Media Sosial (Medsos) sebagai Acuan.

 

“Kegiatan didasarkan atas kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan data yang kami terima. Banyuwangi ini menarik. Di sini banyak komunitas kreatif. Maka dengan workshop ini supaya potensi yang ada dapat menjadi lebih baik dan mempunyai nilai tambah di semua sub-sektor terkait. Saya berharap semua dapat memanfaatkan hal ini dengan baik. Apalagi kegiatan dengan tiga materi sekaligus seperti ini jarang,” terang Poppy dalam keterangan teretulis.

 

Acara yang diselenggarakan Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi ini diikuti tak kurang dari 70 orang peserta. Meliputi para pelajar, mahasiswa, dosen, guru, seniman, budayawan, dan para pimpinan sanggar, dari kota Banyuwangi dan sekitarnya.

 

Workshop manajemen seni pertunjukan, merupakan program paling diminati peserta. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Mahkota Banyuwangi, selama tiga hari, Jumat hingga Ahad (19-21 Mei 2017).  

 

Penyelenggara menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, antara lain; Maestro Tari Kreasi Indonesia, Didik Nini Thowok, membahas ‘Proses Kreatif Dalam Konteks Seni Tari Tradisi.’ Selanjutnya pembahasan mengenai ‘Proses Kreatif Dalam Mengembangkan Busana Tari Tradisi,’ bersama Kostum Desainer Seni Pertunjukan dan Film, Retno Ratih Damayanti, S.S.

 

Tampil juga aktor dan tokoh teater Drs. Iwan Gardiawan, menyoal ‘Manajemen Seni Pertunjukan,’ dan Creatif Director, Founder And Director PT. Satu Imaji, Fajar Darmanto, memberi pengayaan tentang pentingnya promosi dalam setiap produksi seni pertunjukan melalui media massa dan media sosial. Bertindak sebagai Moderator, wartawan dan aktor senior, Eddie Karsito.

 

Akhir dari pelatihan seni pertunjukan ini, semua peserta melakukan praktik dengan menggelar seni pertunjukan tari.  Melibatkan seluruh peserta workshop, yang dibagi dalam tiga kelompok; Pengisi Acara (Penari), Tim Produksi, dan Promosi. Pertunjukan tersebut di gelar di Gedung Wanita Banyuwangi, Minggu (21/05/2017).

 

Pada saat yang sama tampil juga koreografer muda, Bathara Saverigadi Dewandoro, membawakan karyanya bertajuk ‘Ref (Using)’ yang diusung oleh Sanggar Swargaloka dan Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir Banyuwangi.

 

Dr. Mohammad Amin, S.Sn, M.Sn, MA, yang terus mengawal acara workshop ini hingga akhir, menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai upaya mengangkat kekuatan budaya lokal sebagai acuan trend industri kreatif global.

“Nilai-nilai kearifan lokal menjadi acuan trend Indonesia masa depan. Hal ini menjadi salah satu strategi untuk menawarkan style bagi industri kreatif Indonesia,” ujar Kepala Sub Direktorat Edukasi Subsektor Untuk Publik Direktorat Edukasi Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement