REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Konflik antara harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) dan warga kembali terjadi di Labuhan Batu Utara, Sumatra Utara. Seekor harimau sumatra mati dibunuh warga.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Kisaran BBKSDA Sumut Zainuddin mengatakan, satwa dilindungi itu ditombak warga saat masuk ke dusun Indah, desa Terang Bulan, kecamatan Aek Natas, Kamis (25/5) pagi. Harimau jantan tersebut disebut telah terlihat di kampung itu sejak dua hari sebelumnya.
"Dia masuk kampung, bingung dia. Menurut masyarakat, harimau ini ngejar-ngejar bebek. Jadi masyarakat tadi merasa ketakutan, karena itu harimau ini ada yang menombak," kata Zainuddin, Jumat (26/5).
Setelah mati ditombak, bangkai harimau yang diperkirakan masih berusia 5 atau 6 tahun itu dikubur masyarakat. Sejumlah bagian tubuh satwa dilindungi itu pun hilang.
Menurut Zainuddin, selama ini, harimau muda itu tidak pernah mengganggu manusia. Dia hanya pernah memakan bebek dan ayam milik warga kampung. Zainuddin menduga warga membunuh harimau itu karena takut.
"Karena dia masuk kampung jadi mereka takut. Kabarnya, dia ini tidak mengganggu manusia," ujar Zainuddin.
Zainuddin mengatakan, selama ini, tidak banyak laporan mengenai harimau masuk ke kampung di area Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Sumut. Ada indikasi bahwa harimau itu terkena jeratan sehingga kondisinya melemah dan tidak mampu bersaing untuk berburu. Inilah yang diduga menyebabkan harimau tersebut masuk ke pemukiman warga.
Menurut Zainuddin, saat petugas berwenang ingin mengambil bangkai harimau tersebut, sempat terjadi perdebatan alot dengan warga. Warga meminta dibuatkan acara adat sebelum bangkai hewan malang itu diserahkan.
"Masyarakat minta buat adat di sana, tapi kita tidak punya biaya untuk itu. Kita tegaskan tadi ini dilindungi undang-undang, baik mati maupun hidup," ujar dia.