Jumat 26 May 2017 17:07 WIB

Pasukan Antiteror TNI Disarankan Terlibat Atasi Terorisme

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Angga Indrawan
Petugas memperbaiki kerusakan halte bus way Transjakarta, Kampung Melayu, Jakarta timur, Jumat (26/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas memperbaiki kerusakan halte bus way Transjakarta, Kampung Melayu, Jakarta timur, Jumat (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono menyarankan teror bom bunuh diri di Kampung Melayu diusut tuntas karena bukan lagi kriminal biasa. Aksi tersebut menurutnya kriminal luar biasa yang arahnya pun sudah jelas, yaitu negara. Nono juga menyarankan pasukan antiteror TNI terlibat dalam menangani kasus-kasus terorisme di Indonesia.

"Teror ini pasti ada dalang di belakangnya, bukan hanya pelaku yang cuma kita tuju tapi harus diselidiki juga apakah ada jaringan di belakangnya. Perlu kerja keras dan koordinasi yang intens antara Polri, TNI, BIN dan BNPT dalam menanggulangi sejak dini potensi terjadinya terorisme dan serangan-serangan kelompok," kata Nono dalam siaran pers, Jumat (26/5).

Tak hanya itu, Nono juga berharap pemerintah beserta DPR RI segera merivisi UU Terorisme. Sehingga, pencegahan dini aksi teror bisa diminimalisir, serta tindakan aparat berwajib dapat bekerja maksimal. “Revisi UU terorisme sedang dilakukan, saya harap UU tersebut kelak bisa mengatur secara komprehensif dan menjangkau tindakan represif serta preventif," ucap Nono.

Nono juga menyarankan agar faktor yang menyebabkan seseorang melakukan aksi terorisme tersebut bisa ditelusuri. Sehingga, faktor-faktor tersebut bisa dicegah di kemudian hari. "Tindakan terorisme itu banyak faktornya apakah karena ekonomi, ideologis dan politis, nah dari sini harus diperhatikan apa landasannya sehingga bisa dipahami dan dicegah," kata Nono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement