REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan yang terjadi di sekitar Halte Bus Kampung Melayu Jatinegara Jakarta Timur Rabu (24/5) malam, menelan tiga orang korban yang merupakan anggota polisi. Salah satu korban adalah Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata.
Tetangga almarhum, Mulyani, yang juga rekan kerja ibu almarhum menceritakan pribadi Gilang. Menurut Mulyani, almarhum adalah seorang pribadi yang penurut. Meski agak pendiam, komunikasi Gilang dengan tetangga sekitar tergolong baik. Gilang juga termasuk pria yang sopan dan ramah.
"Sama tetangga juga bagus sosialisasinya," kata Mulyani di rumah duka, Jalan Kelingkit, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).
Mulyani yang bekerja sebagai pemilik kantin di kantor KPK mengaku terakhir kali bertemu saat almarhum Gilang melakukan pengamanan di KPK. Gilang juga kerap mampir ketika ia ditugaskan ke KPK.
"Kata budenya, dia seharian kemarin lagi nongkrong didepan warung dan tidur dirumah," ujarnya menceritakan.
Menurut Mulyani, ibu Gilang, Ningwiyarti sangat syok ketika mendengar kabar gugurnya Gilang. Sebab sebelumnya Gilang masih terlihat sehat tanpa ada tanda akan meninggalkan keluarganya untuk selamanya.
"Orang jam tujuh masih komunikasi dengan almarhum, tiba-tiba jam dua, dapat kabar almarhum sudah tidak ada," ujarnya melanjutkan.
Menurut Mulyani, Gilang adalah harapan keluarga. Gilang diharapkan menjadi tulang punggung keluarga.
"Kan adikya mau masuk kuliah di Jogja tahun ini. Jadi mungkin nanti dia bisa biayain kuliah adiknya," tambah Mulyani.