REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menampik anggapan aksi teror bom dilakukan berbarengan dengan pawai jelang bulan Ramadhan yang sudah mulai dilakukan sejak kemarin.
"Tidak terkait dengan pawai. Sebelum masuk bulan suci Ramadan itu kan ada pawai obor, itu sebetulnya tanda bahwa kita akan memasuki Ramadhan, penerang bagi kita semua supaya hati kita menjadi terang, jiwa kita menjadi terang dan kuat. Saya pikir tidak ada kaitannya dengan itu, hanya mungkin momentumnya yang bertepatan," kata Djarot di kawasan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Pusat, Kamis (25/5).
Dirinya pun sangat memperbolehkan dilakukannya pawai asalkan berjalan dengan tetrib dan baik. "Asalkan tertib baik. Tapi akan lebih baik dilakukan di musala, di masjid," ucap Djarot.
Pada malam kejadian ada lima orang korban tapi meninggal satu yaitu Bripka Taufan Tsunami. Almarhum kemudian dibawa ke RS Polri.
Adapun dua korban dari anggota kepolisian yakni Bripka Ferry Nurcahya mengalami luka di bagian paha dan robek kecil pada bagian tubuh, serta Bripka Yogi Pryo yang mengalami luka cukup parah di bagian wajah, kaki kiri, kaki kanan dan robek bagian tubuh. Sedangkan warga sipil yang menjadi korban yakni Agung Nugroho dan Jihan Thalib.