REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Polda Metro Jaya pastikan korban diduga bom bunuh diri di Kampung Melayu berjumlah 16 jiwa. Selain lima korban meninggal, 11 korban luka akan dipindahkan ke Rumah Sakit (RS) Polri di Kramat Jati.
"Untuk mempermudah dan penanganan lebih lanjut korban untuk dimintai keterangan. Mereka akan segera dipindahkan jika kondisinya sudah available," ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Kombespol Umar Shahab di RS Premier Jatinegara, Kamis (25/5) siang.
Menurutnya, tiga dari empat pasien yang di rawat di RS Premier Jatinegara ini akan dipindahkan ke RS Polri. Hanya Yogi yang masih belum bisa dipindahkan mengingat kondisinya yang belum stabil. Berdasarkan pantauan, tiga mobil ambulans milik kepolisian sudah datang di RS Premier Jatinegara sejak pukul 11.40 WIB.
"Selama pasien belum layak dievakuasi, RS tidak akan memberangkatkan. Jangan sampai evakuasi itu malah memperberat pasien," kata Umar.
Umar juga menjelaskan, dari total 16 korban, sembilan di antaranya merupakan anggota Polri dengan jumlah meninggal tiga orang. Empat anggota di rawat di RS Polri Kramat Jati dan dua anggota lainnya di rawat di RS Premier Jatinegara.
"Korban masyarakat umum, ada 2 mr. X yang masih dalam proses identifikasi karena kondisinya meninggal dunia. Untuk lima lainnya saat ini keadaannya sudah dalam perawatan dan kondisinya stabil," ungkap Umar.
Sementara itu, biaya perawatan korban bom Kampung Melayu akan ditanggung oleh Polri dan Pemerintah Provinsi. Masyarakat tidak dibebani biaya rumah sakit tersebut. "Untuk anggota Polri ditanggung oleh dinas kepolisian. Kalau masyarakat umum akan ditanggung oleh Pemprov. Tidak ada yang membebani masyarakat," tutur Umar.
Ia menambahkan, korban meninggal sudah dibawa oleh keluarga mereka masing-masing. Para anggota Polri yang gugur dalam tugas tersebut pun dinaikkan pangkatnya ke satu tingkat lebih tinggi. "Kami juga menawarkan untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Tapi, itu tergantung oihak keluarga mau bagaimana," ucap dia.