Selasa 23 May 2017 19:01 WIB

Demi Jaga Stabilitas Harga, Polri Bakal Dobrak Kartel Pangan

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri), Tito Karnavian menegaskan pihaknya akan mendobrak para kartel pangan yang nakal. Hal itu dilakukanya demi menjaga stabiltas harga pangan selama Ramadhan dan juga jelang lebaran mendatang. Oleh karena itu dia berharap agar para kartel tidak bermain-main, sehingga harga pangan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri tetap terjaga dan tidak membebani rakyat.

"Dalam rangka menjaga stabilitas harga di bulan Ramadhan dan lebaran oleh karena itu sasaran kita adalah kartel-kartel yang bermain kita akan dobrak," tegas Tito, saat melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Selasa (23/5).

Tito juga mengklaim jajaran kepolisian sudah melakukan instruksi tersebut. Tito mengemukakan beberapa contoh keberhasilan pihaknya mendobrak kartel-kartel pangan oleh sejumlah Polda di beberapa wilayah Indonesia. Di antaranya membongkar aktivitas penimbunan bawang putih di gudang milik PT Logistik Pendingin Indonesia di Medan, Sumatra Utara. Tidak tanggung-tanggung, pihaknya menemukan 61,5 ton bawang putih asal India di dalam gedung tersebut.

"Saya pikir beberapa Polda sudah melakukannya, Polda Metro kemarin sudah melaksanakan hari ini di ekspos. Kemudian dari Mabes Polri juga sudah bawang putih. Kemudian Sulawesi Selatan itu gula rafinsi kemudian itu ditangani Polda Metrojaya beras dan lain-lain," tambahnya.

Sementara untuk penyimpanan barang bukti pangan itu, mereka bekerjasama dengan beberapa instansi terkait. Misalnya, kata Tito, pihaknya melakukan kerja sama dengan Badan Logistik (Bulog) karena Bulog memiliki gudang-gudang bisa digunakan untuk barang bukti yang jumlahnya berton-ton tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement