Senin 22 May 2017 16:04 WIB

Pantai di Garut Bukan untuk Berenang

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Angga Indrawan
Tim SAR mengadakan briefing sebelum memulai pencarian lima korban hanyut di pantai selatan Garut, Rabu (17/5).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Tim SAR mengadakan briefing sebelum memulai pencarian lima korban hanyut di pantai selatan Garut, Rabu (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut, Rudy Gunawan menyatakan kawasan objek wisata pantai selatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat terbilang berada dalam kondisi membayahakan karena ombaknya yang deras. Ia pun mengimbau wisatawan tak berenang atau bahkan mendekati bibir pantai guna mengurangi potensi terbawa arus.

"Kalau Rancabuaya itu tidak boleh berenang, di setiap pantai sudah dipasang plang larangan berenang, cuma memang tidak banyak," katanya usai upacara di lapangan Sekretariat Daerah Garut, Senin (22/5).

Ia menyebut Kabupaten Garut mempunyai objek wisata pantai yang menarik dan terbentang dari mulai perbatasan Kabupaten Cianjur sampai Kabupaten Tasikmalaya. Tetapi, menurutnya wisatawan perlu memahami karakter laut di Garut yang membentang langsung ke Samudera Hindia maka mempunyai gelombang laut besar.

"Pemkab Garut tidak merekomendasikan wisatawan berenang di wilayah laut selatan Garut, termasuk di wisata Pantai Santolo juga hanya diperbolehkan di pinggiran pantai. Kami akan memberikan 'warning' kepada mereka, agar tidak melanggar plang larangan," ujarnya.

Sebelumnya, objek wisata pantai di Garut sudah menelan sembilan korban jiwa menimpa wisatawan saat berenang di pantai selama awal tahun 2017 ini saja. Di sisi lain, ia juga mengakui minimnya petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Garut guna mengawasi pantai Garut sepanjang 84 kilometer.

"Keberadaan balawista untuk membantu penjagaan pantai selama ini masih kurang, setau saya cuma 40 personel itu pun untuk semua tempat wisata," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement