REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satgas Pangan Jawa Barat mulai meningkatkan razia terhadap para penimbun dan spekulan sembilan bahan pokok (sembako) menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya kelangkaan maupun lonjakan harga sembako di wilayah ini.
Sejak dibentuk tanggal 3 Mei lalu, Tim Satgas Pangan terus melakukan langkah antisipasi dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. " Satgas Pangan terus melakukan pemantauan ke seluruh pasar- pasar tradisional yang ada di wilayah Jabar selama menjelang puasa hingga Lebaran nanti," kata Ketua Satgas Pangan Jabar, Kombes Pol Samudi, SiK, MH kepada Republika, Senin (22/5).
Menurut Samudi, sampai saat ini secara keseluruhan harga sembako di pasar tradisional di Jabar masih stabil. Ia mengakui ada beberapa komoditas yang sempat naik di kisaran harga Rp 80 ribu per kilogram. Namun kenaikan itu tak berlangsung lama setelah tim Satgas Pangan yang di dalamnya gabungan dari Disperindag dan Bulog Jabar melakukan langkah antisipasi. " Tugas utama Tim Satgas adalah mengantisipasi kenaikan dan kelangkaan pangan selama puasa dan memasuki Lebaran," ujar Samudi yang juga menjabat Direktur Kriminal Khusus Polda Jabar.
Samudi mengatakan, Tim Satgas Pangan tak hanya berada di tingkat provinsi. Tim tersebut juga berada di kabupaten/kota dibawah koordinasi polres setempat. Saat ini, kata dia, Tim Satgas Pangan telang melakukan pemantauan ke seluruh pasar tradisional yang ada di Jabar.
Dari hasil pantauan tersebut, kata dia, belum ditemukan lonjakan harga pangan dan distribusi sembako masih lancar. " Kita lakukan langkah persuasip kepada para pedagang padar dengan mengimbau tak menaikan harga di atas harga yang telah ditentukan. Dan kepada pedagang yang terbukti menjadi penumbun tentunya akan ada tindakan tegas," ujar dia.