REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski telah dilarang, masih ada anggota atau kader organisasi Islam Muhammadiyah yang sembunyi-sembunyi merokok.
Wakil Ketua Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah, Sudibyo Markus mengatakan, Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melarang merokok.
"Tidak boleh ada yang merokok di semua rapat Muhammadiyah, baik (tingkat) ranting, cabang sampai muktamar yang dihadiri ratusan ribu orang. Namun, memang masih ada yang curi-curi merokok," ujarnya saat talkshow hari tanpa tembakau sedunia 2017, di Jakarta, Ahad (21/5).
Namun, ia mengklaim para kader dan anggota organisasinya akan terus istiqamah menerapkannya. Pada saatnya nanti, kata dia, Muhammadiyah akan memberi contoh inilah kehidupan yang sehat tanpa rokok.
Ia menjelaskan, merokok tak hanya membahayakan perokok aktif namun juga pasif. Misalnya seorang ayah merokok dekat istrinya atau anaknya. Mereka jadi perokok pasif karena terpapar asap rokok yang racunnya menempel di baju, sprei, atau gorden.
"Racunnya bisa menempel selama tiga bulan," katanya.