REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar TNI Angkatan Darat melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab kecelakaan saat latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5).
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Alfret Denny Teujeh, di Jakarta, Kamis, mengatakan kecelakaan itu menyebabkan empat prajurit gugur dan delapan orang mengalami luka. "Tim dari TNI AD sedang dan terus melakukan investigasi untuk mengetahui penyebabnya. Namun secara teknis, Meriam 23mm/Giant Bow yang digunakan dalam latihan tersebut masih dalam kondisi baik dan dipelihara dengan baik di satuan Yonarhanud-1/K," katanya, Kamis (18/5).
Hasil investigasi yang dilakukan oleh tim dari TNI AD, lanjut dia, akan dilaporkan kepada Panglima TNI. Kadispenad juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada media massa atas perhatian dan simpatinya yang besar terhadap musibah kecelakaan latihan TNI Angkatan Darat di Natuna yang menyebabkan gugurnya 4 prajurit dari Yonarhanud-1/Kostrad serta 8 orang lainnya mengalami luka.
TNI AD juga menghormati dan menghargai kebebasan jurnalistik serta akan selalu terbuka untuk memberikan informasi kepada media. "Namun, kami juga berharap semua pihak bisa turut berempati terhadap duka cita yang sedang dialami oleh keluarga prajurit TNI AD yang menjadi korban, dengan cara tidak menyebarkan gambar-gambar maupun berita yang tidak benar terkait insiden tersebut," katanya.
Pada Rabu malam (17/5) pukul 19.55 WIB, jenazah 4 prajurit TNI AD yang menjadi korban dalam insiden kecelakaan latihan di Natuna telah diberangkatkan menuju ke daerah asal masing-masing.