REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek Cabang Bekasi, Jawa Barat, memberikan diskon 20 persen bila pengguna menggunakan gerbang tol otomatis yang terintegrasi ke dalam uang elektronik selama lebaran. "Diskon ini berlaku saat arus mudik Lebaran 2017 pada H-3 hingga H+2. Dan untuk arus balik pada H+4 sampai H+6," kata Public Relation Jasa Marga Jakarta-Cikampek Cabang Bekasi, M Icksan Kartika di Kabupaten Bekasi, Selasa (16/5).
Menurut dia, pemberian diskon ini sebenarnya agar masyarakat atau pengguna jasa layanan tol dapat lebih praktis dan sebagai bentuk upaya antisipasi kemacetan yang sering terjadi pada gerbang tol. Pemberlakuan ini dikhususkan untuk jalan tol yang dikelola maupun milik PT Jasa Marga. Tentunya dengan adanya diskon ini seharusnya masyarakat lebih memilihnya.
Dikarenakan pada masa serba teknologi, penggunaan uang elektronik lebih praktis dan terbilang aman. Dengan adanya kartu uang elektronik sudah dapat dipakai untuk berbagai kepentingan, antara lain membayar parkir, belanja di minimarket, untuk naik komuter Line, dan lain sebagainya.
Selain itu, dari survei penggunaan anggaran elektronik ini masih terbilang rendah. Dalam rata-rata penggunaannya masih berada pada 28 persen pengguna jasa layanan tol.
"Padahal secara peran aktif, Jasa Marga sudah melakukan sosialisasi baik secara media elektronik, online, cetak," katanya.
Pasalnya dengan menggunakan gerbang tol otomatis yang hanya perlu menempelkan kartu elektronik ini tidak ada tiga detik dan dapat langsung melanjutkan perjalanan. Namun bila melalui gardu tol manual, pengguna jalan harus menunggu hingga lima sampai lima belas detik, bahkan bisa lebih dari itu.
Ia menambahkan peningkatan arus mudik pada Lebaran tahun 2017 ini bisa dua kali lipatnya dari 2016. Dan kendala yang harus dihadapi pengguna jasa layanan tol harus siap mengantre untuk melakukan pembayaran pada loket gardu tol.
Tetapi dengan melakukan pembayaran non tunai, waktu transaksi di gardu tol menjadi lebih cepat sehingga kapasitas transaksi di gerbang tol semakin meningkat dan antrean dapat berkurang secara signifikan. Untuk itu masyarakat diharapkan lebih pintar untuk menyiasati masalah jalan tol. Dikarenakan kemacetan yang ada dapat teratasi bila semua pihak bisa berkerja sama dan berkembang dalam pola pikir. Lanjut Icksan menjelaskan dalam perkembangan teknologi seharusnya masyarakat dapat lebih pintar dan memilih gardu tol otomatis sebagai salah satu cara antisipasi kemacetan.