REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo menyarankan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beserta operator jalan tol untuk memperbanyak gerbang tol otomatis (GOT). Tujuannya agar proses transaksi lebih cepat dan antrean pun berkurang.
Sugihardjo menilai dengan cara tersebut secara tidak langsung memaksa masyarakat untuk melakukan transaksi dengan kartu otomatis.
"Masyarakat kita kan tidak bisa diimbau, bisanya dipaksa. Dengan lebih banyak GOT, dia akan berpikir kok cepat di sana bisa cepat, sementara saya antre," katanya, Senin (27/6).
Dia mencontohkan dari 10 gerbang tol akan lebih baik jika delapan diantara GOT dan sidanya gerbang manual.
"Pasti yang manual ini akan antre dan yang GOT lancar, dan ini mereka juga akan berpikir untuk membeli kartu itu," katanya.
Menurut dia, saat ini kartu khusus GOT telah mudah didapat dan pengisian ulangnya pun bisa di gerai-gerai minimarket.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono akan mengupayakan seluruh gerbang tol menggunakan kartu GOT dua tahun mendatang.
"Dalam waktu dua tahun ini tidak akan ada pembayaran (tunai) di gerbang tol," katanya.
Basuki mengatakan operator jalan tol harus mengubah sistem pembayaran dari tunai ke pembayaran secara elektronik.
"E-toll ini harus dipaksa karena menyangkut hajat hidup orang banyak yang memiliki mobil, saya akan paksa pengelola jalan tol untuk menerapkan ini," katanya.