Selasa 16 May 2017 16:10 WIB

Pelabuhan Didorong Tingkatkan Volume dan Layanan Alternatif

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau pelabuhan Belang-Belang, Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (9/5).
Foto: Antara/Akbar Tado
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau pelabuhan Belang-Belang, Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volume pelabuhan disebut menjadi salah satu indikator utama kinerja pelabuhan. Cara tersebut paling mudah untuk melakukan komparasi kinerja antara satu pelabuhan dan yang lainnya. 

"Pelabuhan suatu konektivitas, komparasinya dapat terlihat dari peningkatan volume. Jika pelabuhan dikatakan baik tetapi tidak ada peningkatan volume, (itu) omong kosong," ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam keterangan, Selasa (16/5). 

Upaya menambah volume tersebut, kata dia, harus didorong dengan meningkatkan berbagai pelayanan pelabuhan, seperti peningkatan keamanan dan pelayanan kepada stakeholder. 

Budi juga menegaskan pentingnya meningkatkan pelayanan kepada shipping line dan produsen agar dapat meningkatkan volume. "Ada shipping line dari Prancis datang ke Pelindo II (IPC). Ini merupakan lompatan pelayanan Priok kepada masyarakat," papar dia.

 

Budi melihat kedatangan kapal tersebut sebagai kemampuan Pelindo II untuk meningkatkan kualitas layanan Pelabuhan Priok. 

Dia juga menerangkan perlunya pelabuhan membuat layanan alternatif agar shipping line asing semakin tertarik untuk datang. Salah satu terobosan lain yang diapresiasi oleh Menhub adalah water way yang dirancang oleh Pelindo II. 

"Waterway merupakan proyek dari Pak Elvyn (Pelindo II), saya pikir ini proyek yang bagus. Membantu mengurai permasalahan (transportasi) di jalan darat karena kemacetan, sehingga memberikan alternatif kemacetan dengan jalan yang bagus. Kemenhub dan Kementrian PU akan men-support secara bersama agar proyek berjalan," ujar dia.

Budi menambahkan, aspek legal dari proyek waterway harus diperhatikan agar legitimasinya dapat diandalkan. Dengana begitu, investor dapat mendapatkan keuntungan. Aspek penting dari proyek tersebut adalah peningkatan pengiriman logistik yang jauh lebih cepat daripada menggunakan jalur di darat.  

"Saya ke sana kemarin cuma 30 menit, padahal kalau lewat darat bisa satu setengah hari. Bisa dibayangkan kalau biasanya satu setengah hari sekarang bisa lebih cepat. Jadi transportasi lain harus juga berkompetisi," tambah Budi. 

Terbukanya jalur transportasi lewat laut akan membuka jalur ekonomi. Prinsip trade follow the ship tersebut diyakini Menhub sebagai salah satu upaya untuk menggairahkan perekonomian Indonesia. Peningkatan volume di pelabuhan merupakan salah satu indikator berjalannya perekonomian di suatu daerah. 

"Tol laut berfungsi untuk meningkatkan arus masuk dan keluar barang terutama dari Indonesia timur. Sebelumnya kapal singgah di Saumlaki hanya mengirim sembako saja tetapi tidak pernah berpikir untuk mengumpulkan barang dari sana (Saumlaki) untuk dikirim ke Jawa," terang dia. 

Menhub juga meminta dukungan dari Pelindo I, II, III, dan IV, Pelni, dan ASDP untuk berkerja sama membangun ‘Rumah Kita’ dengan mengumpulkan barang dan logistik. Dia juga mencontohkan gudang logistik dapat mengumpulkan produk lokal seperti ikan dan rumput laut dari Saumlaki atau kopra dari Sulawesi. 

"Tol laut dengan dukungan gudang logistik dapat meningkatkan volume perdagangan di Indonesia timur. Peningkatkan volume pelabuhan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, harapannya peningkatan ekonomi bisa menjadi 5,7 persen atau 5,8 persen," jelas Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement