Senin 15 May 2017 11:54 WIB

DMI: Tidak Benar Umat Islam Kurang Pancasilais

Rep: Muhyiddin/ Red: Angga Indrawan
 Pendukung terpidana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan aksi menyalakan lilin solidaritas di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (13/5)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pendukung terpidana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan aksi menyalakan lilin solidaritas di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (13/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Dewan Masjid Indonesia, Imam Addaruquthni menanggapi terkait maraknya aksi bakar lilin yang kini kerap dilakukan oleh pendukung terpidana kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama. Sebab tema yang mereka usung secara serentak mengangkat tema “Demi Pancasila dan NKRI”, sehingga muncul kesan seolah-olah umat Islam kurang Pancasilais dan kurang cinta NKRI.

Menurut Imam, para relawan aksi tersebut salah besar jika menganggap umat Islam tidak pancasilais dan tidak menjaga NKRI. Karena, kata dia, Pancasila itu sendiri merupakan sumbangsih dari tokoh-tokoh Islam yang selalu dijaga hingga saat ini.

“Tidak benar dari sejarah itu tidak benar (umat Islam kurang Pancasilais), orang dari awal Islam di Indonesia itu Islam sumbangan terbesar,” ujarnya saat dihubungi, Senin (15/4).

Tidak hanya itu, menurut dia, bahkan jiwa raga dan harta benda umat Islam juga diberikan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Menurut dia, pendiri bangsa Sukarno yang merupakan seorang muslim, serta KH Wahid Hasyim juga berperan sangat besar dalam membangun negeri ini.

Banyak tokoh-tokoh Islam lain setelahnya yang juga menerima pancasila dan menjadikan landasan organisasi kemasyarakatan. Salah satunya yaitu tokoh pancasilais dari Ormas NU, KHR As’ad Syamsul Arifin yang menjadikan NU sebagai ormas pertama yang menerima Pancasila.

Ia menegaskan bahwa terbentuknya dasar negara tersebut tidak pernah lepas dari peran umat Islam. Menurut dia, stereotip tentang Islam radikal khususnya di Indonesia saat ini hanya merupakan wujud ketakutan dari pihak-pihak luar.

Dia pun mengimbau kepada para penguasa saat ini bahwa yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia saat ini adalah dialog yang egaliter. Ia pun berharap agar penguasa menegmbalikan wajah Islam seperti halnya Islam pada zzaman Soekarno. “Kembalikan wajah Islam seperti saat Bung Karno itu. Bung Karno tidak pernah menindas Islam, Bung Karo paling membela Islam. Tapi di waktu yang sama Islam moderat itu yang ditegakkan oleh Bung Karno,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement