Ahad 14 May 2017 03:20 WIB

Dua Rumah Sakit Indonesia Jadi Korban Serangan Siber Global

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Serangan siber (ilustrasi)
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dua rumah sakit di Indonesia dilaporkan ikut terkena serangan siber global yang dilakukan peretas dengan menggunakan ramsomware WannaCry. Informasi tersebut didapatkan Reuters, Sabtu (13/5), dari seorang pejabat komunikasi Indonesia dan belum terverifikasi.

Serangan siber global telah banyak dirasakan di beberapa rumah sakit, sekolah, universitas, dan institusi lainnya di negara-negara Asia. Namun, tingkat kerusakan dan kerugiannya hingga saat ini belum dapat diketahui.

"Saya yakin banyak perusahaan yang belum menyadarinya. Hal itu kemungkinan akan disadari pada Senin, saat banyak orang kembali bekerja," ujar penasihat keamanan siber untuk pemerintah Jepang, William Saito.

Biro Keamanan Umum Beijing mengatakan, sebagian pengguna sistem Windows di Cina telah terinfeksi ransomware. Kantor berita Xinhua juga melaporkan, beberapa sekolah menengah dan universitas turut menjadi korban peretasan.

Direktur perusahaan antivirus Vietnam, Bkav, Vu Ngoc Son, juga mengakui puluhan kasus infeksi virus telah dilaporkan di negaranya. Akan tetapi, dia menolak untuk mengidentifikasi jumlah korbannya.

Begitupun dengan Korea Selatan, yang mengatakan sebuah rumah sakit di universitas telah ikut terkena dampak. Namun, dampak yang paling mengganggu dilaporkan terjadi di Inggris, saat rumah sakit dan klinik dipaksa mengusir pasien setelah kehilangan akses ke komputer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement