Senin 08 May 2017 18:33 WIB

Kemendikbud Revitalisasi Sejumlah Jurusan SMK

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang panitia Ujian Nasional (UN) melintas didepan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Jakarta saat UN berlangsung, Senin (16/4).
Foto: Republika/Agung Supri
Seorang panitia Ujian Nasional (UN) melintas didepan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Jakarta saat UN berlangsung, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan merevitalisasi sejumlah jurusan SMK. Tujuannya, untuk disesuaikan dengan kebutuhan industri.

"Memang ada beberapa jurusan yang harus direvitalisasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan industri," kata Direktur Pembinaan SMK Mustagfirin saat dihubungi Republika, Senin (8/5).

Ia mencontohkan salah satu jurusan yang akan direvitalisasi, yakni, bisnis dan manajemen. Menurutnya, saat ini jurusan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan industri yang bergerak. Pun lulusannya, juga bersaing dengan lulusan perguruan tinggi yang kesulitan mendapat pekerjaan.

Selama ini, ia menjelaskan, jurusan manajemen dan bisnis banyak diminati oleh SMK swasta. Alasannya, karena biaya operasionalnya yang murah dibanding jurusan lainnya.

Kendati demikian, Mustagfirin enggan menyebut lulusan SMK menyumbang pengangguran terbanyak. Ia membenarkan, apabila melihat data BPS, sebanyak 9,27 persen dari 7,01 juta lulusan SMK menyumbang angka pengangguran. Namun, apabila melihat prestasi lulusan yang bekerja, SMK juga menyumbang pekerja terbanyak. "Berapa juta yang nganggur itu, bukan siswa SMK yang terbanyak," jelasnya.

Menurut Mustagfirin, salah satu penyebab tingginya angka pengangguran, yakni karena pertumbuhan ekonomi yang rendah. "Kalau pertumbuhan ekonomi kita kunci, pasti lapangan pekerjaan akan berkurang," lanjutnya.

Ia menjabarkan, pemerintah menargetkan 150 ribu lulusan SMK dapat lapangan pekerjaan. Sehingga, wajar apabila kebutuhan bekerja semakin lama semakin besar. "Jadi memang cukup berat. Sehingga ekonomi harus tumbuh," ujarnya.

Ia membanggakan, sebanyak 92 persen lulusan SMK lebih memilih bekerja. Sementara, apabila melihat lulusan SMA dan Madrasah, sebanyak 85 pesern lulusannya memilih melanjutkan ke perguruan tingg.

Mustagfirin menyebut, SMK memiliki 142 jurusan. Sementara itu, jurusan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri sold out artinya semua bisa bekerja, misalnya, animasi, rekayasa perangkat lunak, teknologi, industri kreatif, pariwisata, maritim, infrastruktur. "Memang ada beberapa jurusan yang belum bisa menyesuaikan, contohnya bisnis dan manajemen," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement