Rabu 03 May 2017 19:03 WIB

Republika Gelar Rembuk Republik tentang Wisata Halal Indonesia

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaedi berbicara saat membuka Diskusi Rembuk Republik di Jakarta
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaedi berbicara saat membuka Diskusi Rembuk Republik di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merujuk pada keindahan alam dan keberagaman budaya yang dimiliki, serta keberadaan populasi Muslim terbesar di dunia, Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi menganggap Indonesia memiliki kekuatan besar dalam membangkitkan pariwisata halal, dan dapat menjadi tempat terbaik untuk mengembangkan wisata halal.

Menurut dia, Indonesia memiliki daya tarik wisata halal yang beragam dan makin diperkaya dengan kekayaan budaya lokal, mengingat mulai berkembangnya hotel-hotel dan fasilitas pendukung wisata halal.

Dia memperkirakan, perkembangan jumlah wisata muslim akan terus berkembang. Mengingat saat ini mencapai 120 juta dan akan meningkat hingga 2020 nanti. Dia menambahkan, belanja wisata halal global saat ini 130 miliar dolar AS dan pada 2020 diproyeksikan 200 miliar dolar AS. “Indonesia mulai memasuki fase negara legenda wisata halal global,” ujar Irfan, Rabu (3/5) sore.

Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kata dia, telah menjadi salah satu tujuan wisata halal di Indonesia. Dia juga menambahkan, Lombok telah meraih sejumlah penghargaan internasional sebagai destinasi utama wisata halal dunia.

“Sejumlah provinsi lain pun telah mendeklarasikan sebagai tujuan wisata halal, seperti Sumatra Barat, Aceh, Jawa Barat, dan Sumatra Utara,” kata dia.

Menurut Irfan, Indonesia menghadapi tiga tantangan dalam pengembangan pariwisata halal. Tantangan-tantangan itu antara lain masih kurangnya branding dan promosi Indonesia sebagai Moslem friendly destination, kurangnya sertifikasi untuk Moslem friendly amenities, serta aksesibilitas dari dan menuju kota-kota besar mancanegara yang masih perlu ditingkatkan.

Untuk mengatasi masalah ini, Irfan menyarankan adanya peningkatan infrastruktur pariwisata halal serta pengembangan atraksi dan amenitas pariwisata halal kelas dunia. Hal ini, menurut dia penting dilakukan di tengah kompetisi yang makin ketat antarnegara dalam memajukan wisata halal.

“Apalagi, beberapa negara di luar negara-negara Islam pun begitu antusias mempromosikan wisata halalnya seperti Jepang, Korea, Cina, Thailand, dan lain-lain,” ujar dia.

Demi mendukung harapan Indonesia sebagai tujuan wisata halal, Irfan menjelaskan, Republika telah bekerja sama dengan Kemenpar, Provinsi NTB, dan Dompet Dhuafa dengan menggelar Rembuk Republik dengan tema "Memaksimalkan Industri Wisata Halal Indonesia".

Acara ini, menurut  dia bertujuan untuk memperkenalkan kriteria industri wisata halal, dan memperkenalkan tujuan wisata yang sudah memenuhi standar wisata halal. "Kita pun mendorong daerah-daerah lain untuk memajukan wisata halal dan mendorong berkembangnya industri halal pendukung wisata halal," kata Irfan.

Dia menambahkan, terdorongnya pertumbuhan ekonomi kecil mikro dan menengah, ekonomi kreatif, dan meningkatkan jumlah turis wisata halal adalah salah satu tujuan yang ingin diraih dari digelarnya acara Rembuk Republik dengan tema ‘Memaksimalkan Industri Wisata Halal Indonesia’ ini.

Irfan juga menyebutkan pembicara yang akan mengisi acara ini, diantaranya Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur NTB TGB M Zainul Majdi, Pakar Marketing Kafi Kurnia, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kemenpar dan Komisaris Utama Hotel Sofyan Riyanto Sofyan, Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum Priyadi Abadi. Irfan juga mengatakan dalam kesempatan yang sama, Gubernur NTB juga akan melaunching Pesona Khazanah Ramadhan di Bumi Seribu Masjid.

“Ini merupakan program-program keagamaan yang berlangsung selama Ramadhan ini,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement