REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sejumlah warga di Jalur Puncak, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur merasa khawatir bila melihat kendaraan bus yang melintas. Pasalnya, dalam beberapa kasus kendaraan bus menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut.
Terakhir, sebuah bus pariwisata Kitrans mengalami rem blong dan menabrak kendaraan di depannya serta warung di pinggir jalan di Jalur Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas pada Ahad (30/4). Dalam peristiwa itu sebanyak 12 orang warga meninggal dunia, empat orang luka berat, dan 42 warga lainnya luka ringan.
"Bila melihat bus yang lewat memang sering khawatir," ujar salah seorang warga Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas Vina (18 tahun) kepada Republika Rabu (3/5). Hal ini kata dia dikarenakan orangtuanya mempunyai warung di pinggiran Jalur Puncak tersebut.
Vina mengatakan, warga hanya bisa meningkatkan kewaspadaan ketika melihat bus atau kendaraan lainnya. Terlebih lanjut dia pada momen akhir pekan atau libur panjang biasanya terjadi peningkatan volume kendaraan terutama bus pariwisata.
Warga Cipanas lainnya Dede Sandi Mulyadi (37) menambahkan, warga Cipanas memang merasa khawatir atau dalam bahasa sunda reuwas bila melihat bus yang melintas. "Warga juga sekarang sedikit takut naik bus terutama yang lewat Puncak," terang dia.
Dede menerangkan, kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus pariwisata maupun umum hampir terjadi setiap tahunnya di Jalur Puncak. Di mana, jumlah korban kecelakaan tersebut tidak sedikit.
Ditambahkan Dede, Jalur Puncak memang cukup menantang karena jalurnya berkelok-kelok serta menurun dan menanjak. "Pada momen tertentu sering tertutup kabut sehingga menghalangi pandangan saat mengemudi," imbuh dia.
Di sisi lain lanjut dia perlintasan jalur Puncak dari arah Cianjur menuju Bogor pun sangat minim lampu penerangan jalan umum. Kondisi ini sambung dia sangat rawan menyebabkan kecelakaan lalu lintas terutama pada malam atau pagi hari.