Selasa 02 May 2017 18:23 WIB

Wases Mudi Elmu di Hari Pendidikan Nasional

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pentas wayang orang. Ilustrasi
Foto: dok: triardhika
Pentas wayang orang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Mendengar  tabuh kendang, muda-mudi riang berlarian. Mereka saling sapa dan melambai-lambaikan tangan pada khalayak yang memperhatikan. Musik mengalun, tabuh gamelan mulai mengiringi muda-mudi itu menarikan tarian wases mudi elmu.

Tarian itu sarat pesan bagi pelajar-pelajar Indonesia. Tarian yang dibawakan oleh muda-mudi Solo yang tergabung dalam seniman Wayang Orang Sriwedari itu mengisi peringatan Hari Pendidikan Nasional di Stadion Sriwedari, Solo pada Selasa (2/5).

Wases Mudi Elmu mempunyai makna mampu, cakap dan tangkas dalam menuntut Ilmu. Melalui tarian itu, muda-mudi seniman Wayang Orang Sriwedari ingin menyampaikan pesar kepada pelajar untuk lebih bersemangat belajar dan mengukuhkan cita-cita.

Ada bagian di mana penari kompak membuat formasi piramida. Sebanyak dua puluh penari bahu membahu untuk dapat membentangkan spanduk pesan moril di akhir tarian. Menurut Rizal, bagian tersebut mempunyai pesan agar pelajar Indonesia jangan sampai berpecah belah, meninggalkan hal-hal negatif seperti tawuran antar pelajar. Melainkan bersama-sama mewujudkan masa depan yang cerah, diawali dengan semangat untuk menuntut Ilmu.

“Untuk mendapatkan ilmu kita harus dari bawah, dengan keuletan dan keyakinan sedikit-sedikit ilmu mengantar kita pada puncaknya, itu seperti piramid,” tutur Rizal Suryanto pendamping penari Wayang Orang Sriwedari.

Di sisi lain, Rizal mendorong agar pelajar Indonesia juga mempelajari kesenian-kesenian. Sebab dengan begitu kesenian seperti tari tradisional tetap terlestarikan. Di lain sisi, Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo berpesan agar siswa-siswi di Solo mempunyai daya saing tinggi.

Untuk mendorong hal tersebut, jelas dia, siswa dan guru diharapkan bersiap untuk bersama-sama mendorong reformasi pendidikan yang tengah digaungkan oleh Kementrian Pendidikan. Hal itu dimaksudkan untuk pecepatan pendidikan yang merata dan berkualitas.

Dimana salah satu kebijakan yang akan digulirkan pemerintah pusat yakni berupa penambahan jam sekolah minimum delapan jam. Kendati demikian, porsi kegiatan di ruang terbuka bagi siswa lebih diperbesar dibanding dengan belajar di dalam ruangan. “Dan untuk itu Solo sudah siap, kami sudah punya sarana dan fasilitas untuk itu. Taman cerdas, Solo Tekno Park dan lainnya dapat digunakan,” katanya.

Hanya saja, kata dia, kebijakan penambahan jam sekolah pun perlu di evaluasi setelah satu semester berjalan. Sementara itu, dia pun berharap tunjangan sertifikasi tidak membebani guru dalam hal membuat laporan administrasi. Dia berharap guru tetap fokus dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan.

“Jangan sampai guru mendapaykan tunjangan ini kemudian sibuk demgan laporan administrasinya dan kualitas pendidikannya menurun,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement