Sabtu 29 Apr 2017 21:02 WIB

Pemkab Tuban Dukung Proyek Kilang Minyak Pertamina

Jajaran Direksi Pertamina dan TPPI berfoto dengan Presiden Joko Widodo di kilang minyak Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Rabu (11/11).
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Jajaran Direksi Pertamina dan TPPI berfoto dengan Presiden Joko Widodo di kilang minyak Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Rabu (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID,TUBAN, JAWA TIMUR -- Pemerintah Kabupaten Tuban menyambut baik rencana pembangunan kilang minyak baru Pertamina yang menempati lahan enam desa. Yaitu Desa Rawasan, Mentoso, Wadung, Ramen, Kaliuntu dan Beji.

"Pemerintah Kabupaten Tuban serta masyarakat dari enam desa di sekitar lokasi kilang minyak mendukung pembangunan mega proyek kilang minyak baru di Tuban. Ini merupakan mega proyek strategis bagi bangsa dan masyarakat Indonesia dalam mewjudkan Swasembada Bahan Bakar Minyak," ujar Bupati Tuban H Fathul Huda, Sabtu (29/4).

Ia mengatakan, pembangunan kilang minyak baru akan membawa dampak positif bagi perekonomian Kabupaten Tuban.

"Efek ganda akan dirasakan masyarakat, mulai dari pembangunan hingga beroperasinya kilang minyak nanti," ujar Bupati.

Pada saat pembangunan kilang minyak, akan terbuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat. Terkait hal ini, Bupati menekankan. masyarakat di sekitar lokasi pembangunan kilang minyal harus menjadi prioritas PT Pertamina (Persero) dalam penyerapan tenaga kerja.

Nantinya juga akan terbuka peluang usaha bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan para tenaga kerja.

"Hal ini untuk menekan angka pengangguran di Kabupaten Tuban," ujar Rahul Huda.

Tidak hanya di bidang ekonomi, di bidang pendidikan pun juga akan dirasakan oleh masyarakat. Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan, PT Pertamina (Persero) akan memberikan bea siswa dan pelatihan bagi para pelajar di Tuban.

“Diharapkan, nantinya, akan ada tenaga trampil di bidang perminyakan dari Tuban," ujar Fathul Huda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement