Jumat 28 Apr 2017 16:27 WIB

Balai Arkeologi Temukan Situs Purbakala di Badung

Warga menunjukkan penemuan situs purbakala (ilustrasi).
Foto: Antara
Warga menunjukkan penemuan situs purbakala (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA -- Balai Arkeologi Denpasar, wilayah Bali-Nusra kembali menemukan situs purbakala berupa struktur pondasi dasar bangunan berupa candi atau "petirtan" di Pura Gelang Agung, Banjar Buangga, Desa Getasan, Kecamatan Petang, Badung.

"Dari penggalian yang dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala (ekskavasi) bisa kami pastikan dahulunya berupa bangunan candi atau petirtan," kata Kepala Balai Arkeologi Denpasar, Wilayah Kerja Bali-Nusra I Gusti Made Suwarbhawa saat ditemui di Mangupura, Jumat (28/4).

Berdasarkan ekskavasi permukaan tanah, lanjut dia, ditemukan arca dan struktur bangunan. Namun, pihaknya belum bisa menyimpulkan wujud bangunannya, karena penelitian masih berlanjut.

Penelitian yang ditargetkan berlangsung selama dua pekan (21 April hingga 4 Mei 2017) itu, diakuinya sudah menemukan titik terang karena telah menemukan sudut tenggara dari bangunan kuno tersebut dan menemukan sebuah kolam dalam bagian struktur tersebut.

"Kami menafsirkan situs purbakal yang berada di area dalam dan luar Pura Gelang Agung ini merupakan peninggalan abad ke-11 hingga abad ke-13 Masehi," ujar Suwarbhawa yang mengakui melibatkan 13 arkeolog untuk penggalian itu.

Namun, pihaknya belum dapat mematikan apakah bangunan tersebut merupakan peninggalan kerajaan atau petirtan milik desa pakraman saat itu. Suwarbhawa menduga benda-benda bersejarah ini hancur dan tertimbun tanah lantaran berbagai fenomena alam yang pernah terjadi dimasa lampau akibat adanya gunung meletus, tanah longsor hingga banjir.

"Hal ini dibuktikan dengan adanya beragam tekstur tanah yang menimbun dasar bangunan yang kemungkinan dahulunya bangunan ini rusak dan tertimbun karena gunung meletus, longsor dan banjir, karena terlihat bentuk material tanah seperti itu," ujarnya.

Dalam melakukan penelitian, pihaknya mengaku sebisa mungkin menghindari perusakan bangunan yang sudah ada, karena didekat area penggalian sudah berdiri banguan pura yang disucikan oleh masyarakat sekitar.

Namun, untuk penelitian setiap benda yang dianggap bersejarah akan tetap diteliti. "Untuk saat ini benda-benda peninggalan bersejarah berupa arca telah dibuatkan bangunan gedong arca," ujarnya.

Sebelumnya, para arkeolog itu juga telah menemukan tumpukan batu padas yang dilakukan ekskavasi pada Tahun 2013, karena masyarakat pengempon pura setempat telah menemukan arca lingga, nandi, wisnu diatas garuda, siwa, puncak candi, hingga lambang pintu dan batu di pura itu.

Pada penggalian saat ini ada dua kotak ekskavasi yang dilakukan yakni masing-masing kotak berukuran 2x2 meter dengan jarak sekitar dua meter. "Struktur bangunan kuno ditemukan tepat di kotak pertama dengan kedalaman 2,5 meter yang berada di sisi utara. Struktur bangunan ini diduga sebuah sudut bangunan yang tersambung dengan temuan tahun sebelumnya yang ada di dalam area pura," ujarnya.

Selain berupa sudut bangunan bersejarah, arkeolog juga menduga ada sebuah kolam yang diduga sebuah petirtan atau tempat permandian di kawasan itu. Hal itu diperkuat dengan adanyan kolam dan tempat lingga lengkap dengan saluran airnya.

Sementara di kotak kedua yang berada di sisi selatan, ditemukan beberapa padu padas yang diduga serpihan dari bangunan atau candi. Atas temuan di kotak kedua ini, penelitian belum bisa menyimpulkan peninggalan apa yang terkubur karena hampir sebagian besar temuan sudah rusak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement