Rabu 26 Apr 2017 18:49 WIB

200 Alat Musik Tradisional Dipamerkan di Museum Sonobudoyo

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Museum Sonobudoyo
Foto: blogspot.com
Museum Sonobudoyo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 200 koleksi alat musik dari 31 museum di Indonesia mengikuti Pameran Alat musik tradisional Imdonesia (Tetabuhan Nusaraya),  di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Rabu (26/4).  Pameran ini berlangsung tanggal 26 April sampai 5 Mei 2017.

Hal itu dikemukakan Kepala Museum Sonobudoyo Yogyakarta Riharyani pada saat pembukaan Pameran Alat musik tradisional Indonesia dengan tema Sounding the Diverse Collectivities”.  Alat musik itu meskipun secara fisik kelihatannya sama, tetapi membunyikan berbeda-beda.

Oleh karena itu tema dalam pameran kali ini menyuarakan keragaman kolektif. Alat musik yang dipamerkan salah satunya merupakan masterpiece Museum Sonobudoyo yakni Gamelang Kyai Mega Mendung yang di buat pada abad 19. Alat musik ini dibawa dari Keraton Kasepuhan Cirebon oleh seorang putri yang menikah dengan bangsawan Keraton Yogyakarta. Di samping itu juga dipamerkan Gamelan Kyai dan Nyai Riris Manis yang dibuat pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI (1855-1877).

Selama pameran juga ada berbagai kegiatan di antaranya, workshop pembuatan alat musik dan pemutaran film. ‘’Diharapkan pameran alat musik ini dapat meningkatkan apreasiasi dan pemikiran masyarakat untuk lebih mencintai museum dan menghargai nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia," kata Riharyani.

Alat museum yang dipamerkan antara lain dari Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Aceh, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

Sementara itu Direktur Pelestarian Cagar Budaya Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hari Widianto mengatakan peserta pembukaan pameran museum tidak hanya melihat tetapi juga sebagai paktisi alat musik yakni angklung.

‘’Barangkali yang hadir di sini belum pernah memegang alat musik angklung, tetapi dalam waktu 10 menit bisa main musik angklung secara bersama-sama dan membawakan lagu beberapa lagu seperti 'Cucak Rowo', 'Tanah Airku', 'Kasih Ibu', 'We Are the World'. Ini luar biasa ternyata bermain angklung itu tidak susah,’’ujarnya.

Karena itu angklung ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda yang syaratnya harus ada yang memainkan. Di Indonesia sudah tujuh warisan budaya yang ditetapkan oleh UNESCO, seperti Angklung, Batik, Token, dan Subak.

Menurut Hari, alat musik merupakan sebuah warisan budaya yang sangat dimensional baik secara ruang maupun waktu. Indonesia mempunyai 300 kelompok etnis dan masing-masing mempunyai alat musik. Alat musik ini sudah ada sejak 2000 tahun lalu.

Selanjutnya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono  X dalam sambutannya yang dibacakan Plt. Sekda DIY Rani Sjamsinarsi mengatakan dengan pameran ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keranekaragaman alat musik Indonesia. Karena itu alat musik tradisional harus terus dilestarikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement