REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 101.906 siswa dinyatakan lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang diumumkan pada Rabu (26/4) pukul 14.00 WIB. Jumlah tersebut merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh panitia pusat dari jumlah pendaftar sebanyak 517.166 siswa.
Dari jumlah yang dinyatakan lulus di PTN tersebut ada 27.058 siswa dari peserta Bidikmisi. Kuota peserta Bidikmisi mencapai 20,68 persen dari total peserta yang lulus. Pengumuman penetapan hasil SNMPTN 2017 disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad, di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta (26/4).
Intan Ahmad mengatakan, SNMPTN 2017 merupakan tahap pertama dari tiga metode penerimaan mahasiswa baru PTN, selain SBMPTN dan Seleksi Mandiri. Menurut dia, penyelenggaraan SNMPTN bertujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa dengan nilai akademik tinggi untuk masuk perguruan tinggi negeri. "Hasil prestasi akademik di sekolah merupakan bahan pertimbangan utama dalam kelulusan SNMPTN. Seluruh siswa di seluruh Indonesia dapat berpartisipasi tanpa diskriminasi," ujar Intan Ahmad, di Gedung D Kemenristekdikti, Rabu (26/4).
Jumlah peserta yang diterima SNMPTN dari tahun 2015 sampai 2017 terus menurun. Pada tahun 2015, tercatat ada 137.005 peserta yang diterima SNMPTN, pada tahun 2016 menjadi 115.178 peserta, kemudian pada tahun 2017 turun menjadi 101.906 peserta. Intan Ahmad membenarkan ada fluktuasi jumlah siswa yang diterima lewat jalur SNMPTN. Menurutnya, hal ini sangat dipengaruhi oleh siswa.
"Kembali pada siswa akan memanfaatkan jalur yang mana. Ada siswa yang boleh jadi merasa dirinya akan diterima di jalur SBMPTN sehingga tidak mendaftar SNMPTN," tutur Intan. Lebih lanjut, Intan mengatakan ada kampus-kampus tertentu yang jumlah pendaftarnya tidak pernah banyak. Atau, peserta yang mendaftar tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh perguruan tinggi terkait.
Dirjen Belmawa meminta siswa dari kalangan tidak mampu tidak perlu khawatir mengenai biaya pendidikan dan biaya hidup selama menjalani studi di perguruan tinggi. Tahun ini Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menyiapkan 80 ribu bantuan biaya pendidikan Bidikmisi, baik untuk perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Kuota mahasiswa Bidikmisi tiap kampus berbeda-beda, disesuaikan kemampuan masing-masing kampus.
Ketua Panitia Pusat SNMPTN dan SBMPTN 2017 Ravik Karsidi, menyatakan jumlah peserta yang dinyatakan lulus seleksi pada 78 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se Indonesia sebanyak 101.906 siswa atau setara 19,70 persen. "Peserta yang dinyatakan lulus merupakan hasil seleksi panitia pusat dari jumlah pendaftar sebanyak 517.166 siswa dan 14.790 sekolah yang mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)," kata Ravik Karsidi.
Sepuluh besar PTN dengan pendaftar terbanyak yakni Universitas Padjadjaran 39.388, Universitas Brawijaya 33.950, Universitas Diponegoro 32.085 pendaftar, disusul Universitas Sumatera Utara, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Semarang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Hasanudin dan Universitas Negeri Yogyakarta.
Siswa yang paling banyak diterima berasal dari Jawa Timur 15.119, Jawa Barat 10.172, dan Jawa Tengah 8.275 pendaftar. Siswa paling banyak diterima berdasarkan PTN adalah Universitas Halu Uleo 3.174, Universitas Brawijaya 3.083, dan Universitas Diponegoro 2.484.
Siswa paling banyak diterima Bidikmisi berdasarkan PTN adalah Universitas Halu Uleo 1.477, Universitas Negeri Padang 1.246, dan Universitas Negeri Manado 906. Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas Syah Kuala, Universitas Jambi, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Negeri Gorontalo juga banyak menerima peserta Bidikmisi.
Pengumuman hasil SNMPTN dapat diakses mulai pukul 14.00 WIB hari ini Rabu, 26 April 2017 melalui laman http://pengumuman.snmptn.ac.id dengan cara memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir. Pengumuman itu juga dapat dilihat pada laman 12 PTN mirror lainnya.
Lanjut Ravik, pemeringkatan dalam seleksi peserta SNMPTN berlaku per sekolah tanpa membedakan kelas reguler dan akselerasi. Dari sisi kuota, sekolah terakreditasi A mendapat jatah 75 persen, terakreditasi B jatah 50 persen, sedangkan yang terakreditasi C mendapat jatah 10 persen. Kuota ini menurut Ravik sedikit banyak berpengaruh kepada jumlah pendaftar dan pendaftar yang layak diterima.
Ravik mengingatkan status penerimaan peserta SNMPTN sebagai mahasiswa di PTN tujuan, akan ditentukan berdasarkan hasil verifikasi data akademik (rapor dan portofolio asli serta menunjukkan ijazah/ surat keterangan tanda lulus (SKTL) asli) yang akan dilaksanakan oleh PTN tempat peserta SNMPTN diterima.
Hal itu berdasarkan Keputusan Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Tahun 2017 Nomor 10/Kep.Panpus/2017 Tentang Peserta Lulus SNMPTN 2017.
Kehadiran pada saat registrasi (daftar ulang) pada tanggal 16 Mei 2017 menentukan proses verifikasi dan status penerimaan peserta SNMPTN sebagai mahasiswa PTN. Setelah peserta SNMPTN dinyatakan lolos verifikasi, status peserta SNMPTN ditetapkan diterima sebagai mahasiswa di PTN tujuan tersebut.
Bagi peserta SNMPTN yang merupakan peserta Bidikmisi, selain dilakukan verifikasi terhadap data akademik, PTN tujuan juga melakukan verifikasi data ekonomi dan/ atau kunjungan ke alamat tinggal orang tua peserta SNMPTN untuk menetapkan status penerimaan peserta SNMPTN sebagai mahasiswa.
“Bagi siswa yang belum diterima jangan berkecil hati, kami menyiapkan kuota pada SBMPTN yang akan diikuti 85 PTN,” imbau Ravik. Total daya tampung untuk SBMPTN sebanyak 128.244 kursi, dengan rincian 63.685 kursi untuk ilmu sains teknologi dan 64.559 kursi untuk ilmu sosial humaniora.
Siswa yang dinyatakan tidak lulus SNMPTN dapat segera mendaftarkan diri pada laman SBMPTN. Ravik mengatakan pendaftaran SBMPTN akan ditutup sampai tanggal 5 Mei 2017. Bagi peserta yang telah mendaftar Bidikmisi tapi belum diterima SNMPTN 2017, yang bersangkutan dibebaskan dari biaya pendaftaran bila mendaftar SBMPTN 2017.
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Herry Suhardiyanto menjamin tidak ada praktek kecurangan dan jual beli kursi dalam proses penerimaan SNMPTN. SNMPTN dan SBMPTN adalah seleksi yang paling kredibel dibanding seleksi-seleksi lain di Indonesia. Pihaknya berusaha menjaga kredibilitas mulai dari panitia pusat sampai panitia lokal.
"Kami berkomitmen untuk tidak menolerir praktik-praktik semacam ini. Celah yang dapat dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab diupayakan ditutup serapat-rapatnya, baik pada proses seleksi maupun saat pengumuman," kata Herry Suhardiyanto. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak melayani iming-iming orang tidak bertanggung jawab yang mengaku dapat membantu masuk ke perguruan tinggi negeri tertentu.