Rabu 26 Apr 2017 14:38 WIB

Banjir dan Tanah Longsor Dominasi Bencana di Jawa Barat

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Angga Indrawan
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang rawan bencana di Indonesia. Terdapat enam jenis bencana yang terjadi di Jawa Barat.

Dicky menyebutkan bencana di Jawa Barat didominasi oleh jenis hidrometeorologi. Di mana banjir dan longsor menjadi yang paling banyak terjadi. "Nah di Jawa Barat itu hidrometeorologi yang paling besar. Jadi diakibatkan curah hujan yang menyebabkan banjir dan longsor," kata Dicky di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (26/4).

Ia menyebutkan dari bencana yang kerap terjadi di Jawa Barat , bencana banjir mencapai persentase sekitar 35 persen. Sementara longsor 30 persen dari bencana yang ada. Dengan tingginya tingkat bencana hidrometeorologi, ia bahkan telah menetapkan siaga bencana sejak tahun lalu. Siaga darurat bencana banjir dan longsor ini ditetapkan hingga akhir Mei mendatang.

"Untuk hidrometeorologi ini kita sudah siaganya sampai dengan 29 Mei. Jadi kita sudah menentukan dari bulan september itu siaga daruratnya. Itu memang sejalan dengan perkiraan BMKG bahwa curah hujan masih cukup tinggi," ujarnya.

Ia menambahkan selain banjir dan longsor, lima jenis bencana lainnya juga rawan terjadi di Jawa Barat. Seperti, bencana geologi yakni gempa bumi dan gunung berapi, bencana biologi yakni penyakit, juga kegagalan teknologi. "Serta bencana lingkungan misalkan kebakaran hutan atau sampah. Keenam kerusuhan sosial," ucapnya.

Dicky menyebutkan kondisi geografis dan klimatologis Jawa Barat rawan bencana, membutuhkan kesiagaan warga lebih ekstra. Berdasarkan data dari PUSDALOPS BPBD Jawa Barat, bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang melimiki jenis bencana beragam (multi hazard). 

Berdasarkan data bencana yang terjadi pada rentang Januari-Desember 2016 dimana bencana tanah longsor menempati jumlah kejadian tertinggi di Jawa Barat, yaitu 480 kali, disusul dengan bencana kebakaran sebanyak 257 kali dan menempati posisi ketiga yaitu bencana bencana banjir sebanyak 215 kali sementara bencana Putting Beliung terjadi sebanyak 185 kali dan gempa bumi sebanyak 48 kali.

Untuk di tahun 2017 sampai dengan Maret, menurut Dicky,tercatat kejadian kebakaran 81 kali, banjir 62 kali, tanah longsor 170 kali, puting beliung 102 kali dan gempa bumi 59 kali.  Kejadian – kejadian tersebut merupakan kejadian bencana yang intensitasnya besar dan laporannya diterima oleh BPBD Provinsi Jawa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement