Selasa 25 Apr 2017 14:50 WIB

Varietas Unggul Baru Kakao BL50 Hasilkan Kualitas Premium

Varietas Unggul Baru Kakao BL50.
Foto: dok. Litbang Kementan
Varietas Unggul Baru Kakao BL50.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG --  Sumatra Barat merupakan salah satu sentra pengembangan tanaman kakao di wilayah barat Indonesia. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2014, produktivitas tanaman kakao di daerah tersebut hanya 802 kg/ha. Pemerintah daerah terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kakao di wilayahnya, yaitu melalui penyediaan benih unggul dan penerapan good agricultural practices (GAP) bagi petani.

Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Syafaruddin mengatakan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, telah berkembang klon kakao lokal hasil seleksi partisipatif petani yang diberi nama BL50. Generasi awal klon BL50 hasil sambung samping sebanyak 150 tanaman berada di kebun milik Edi Syafianto.

Karakteristik klon kakao BL50 adalah buah besar, biji besar dan banyak, produksi tinggi (3,69 ton/ha),serta berbuah sepanjang tahun. "Klon kakao BL50 dengan kualitas premium ini juga pernah mendapatkan penghargaan International Cocoa Awards pada tahun 2015 sebagai salah satu dari 50 sampel terpilih," ujar dia.

Klon kakao BL50 di Desa Jorong Balubus, Kecamatan Nagari Sungai Talang, Kabupaten Lima Puluh Kota telah dibudidayakan secara luas di Provinsi Sumatra Barat,antara lain Kabupaten Pasaman Barat, Padang, Padang Pariaman, Mentawai, Pasaman, Agam, Pesisir Selatan, dan Kota Payakumbuh. Saat ini jugadikembangkandi wilayah Riau, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Pemerintah Daerah Sumatera Barat bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), melakukan persiapan untuk pengusulan pelepasan klon kakao BL50 sebagai varietas unggul baru (VUB) melalui uji observasi. Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) Tanaman Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian telah menyetujui melepas klon kakao BL50 sebagai VUB, Jumat (21/4).

Syafaruddin berharap dengan dirilisnya VUB kakao BL50 dapat meningkatkan pendapatan petani penangkar di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota karena adanya kepastian hukum untuk komersialisasi penjualan dan peredaran benih kakao BL50. Juga akan memberikan dampak positif terhadap perkakaoan Indonesia mengingat produktivitas yang mencapai 3,69 ton/ha serta ketahanan terhadap hama penggerek buah kakao (PBK),serta penyakit busuk buah (BBK) dan vascular streak dieback (VSD).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement