Ahad 23 Apr 2017 15:56 WIB

Mensos Peringati Isra Mi'raj Bersama Muslimat NU

 Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa memperingati Isra Mi'raj bersama anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) se-Jawa Timur, yang berlangsung di Lapangan GOR Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (23/4).

"Ayolah kita perbanyak aktivitas dari masjid ke masjid," serunya kepada para muslimat NU yang memenuhi GOR Sidoarjo.

Kepada wartawan di sela-sela acara, Khofifah mengatakan, kegiatan bersama Muslimat NU di Sidoarjo ini sebenarnya adalah peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat NU ke-71 tahun 2017.

"Sekalian kita rangkai dengan peringatan Isra Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW," ujar Ketua Umum Muslimat NU ini.

Khofifah menjelaskan, Isra Mi'raj adalah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dalam peristiwa inilah turun perintah shalat bagi umat Islam.

"Pesan dalam Isra adalah turunnya perintah salat. Sedangkan Mikraj adalah pesan agar kita memakmurkan masjid," jelasnya.

Untuk itu Khofifah mengimbau agar umat NU dan kaum muslimat, serta umat Islam pada umumnya agar senantiasa memberi sinar keberkahan, kedamian, serta kasih sayang di setiap masjid yang dikunjunginya.

"Dengan begitu, yang terbangun di masjid adalah pesan damai, kasih, dan tetesan keberkahan. Itulah substansi Ukhuwah Islamiah," ucapnya

Khofifah lebih lanjut mengingatkan agar jangan sampai terjadi perbedaan di dalam masjid.

"Karena masing-masing organisasi massa (ormas) tentunya punya visi yang berbeda-beda. Semestinya kita menjadikan perbedaan itu sebagai rahmat," tuturnya.

Untuk itu dia menekankan agar umat Islam selalu menjaga kesucian masjid sehingga di setiap aktifitas yang terjadi di dalamnya senantiasa membawa nuansa kesucian

"'Minal masjid ilal masjid'. Karena masjid adalah rumah Allah," ungkapnya.

Karenanya Khofifah menyerukan agar seluruh umat Islam bersama-sama selalu menjaga kesucian Masjid.

"Jangan sampai muncul pertentangan dan perbedaan yang menjadi friksi, yang dapat memecah belah kehidupan, keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan," ucapnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement