Jumat 21 Apr 2017 02:46 WIB

Jatim Siapkan Rp 12,5 Miliar Subsidi Ongkos Angkut Lebaran

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ani Nursalikah
Gubernur Jatim Soekarwo.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur Jatim Soekarwo.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan stok bahan pokok untuk Ramadhan dan Lebaran tahun ini dalam kondisi aman. Namun, Pemprov tetap menganggarkan dana bantuan ongkos angkut (BOA) untuk mengantisipasi lonjakan harga.

Gubernur Jatim Soekarwo menjelaskan, jelang puasa dan lebaran tahun ini Pemprov Jatim telah menyiapkan dana sebesar Rp 12,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk subsidi ongkos angkut, tenaga atau kuli, karung, dan tunjangan kemahalan.

“Biasanya hanya terpakai Rp 9 miliar, tapi kami siapkan Rp 12,5 miliar. Namun jika dirasa kurang bisa ditambah lagi,” kata Gubernur seusai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Jalan Indrapura Surabaya, Kamis (20/4).

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, memastikan harga pangan di Jatim menjelang Lebaran stabil. Kepastian stabilitas harga ini berlaku karena data distribusinya terukur secara real time. Setiap hari, ada beberapa instansi seperti Pelindo III dan Angkasa Pura yang mengirimkan data manifes. “Semua harga kebutuhan pokok selain kedelai dan bawang putih harganya saya pastikan stabil atau aman,” ungkapnya.

Harga kebutuhan pokok sepanjang 2016-2017 di Jatim juga dinilai stabil. Berdasarkan hasil sampling pemantauan harga gula dan minyak goreng di pasaran yang dilakukan Pemprov, harga gula kristal putih sebesar Rp 12.500 per kilogram, dan minyak goreng kemasan sebesar Rp 11 ribu per liter.

Terkait penurunan harga cabai saat panen raya, Pakde Karwo mengimbau agar petani cabai mau mengolah cabai menjadi produk olahan berupa pasta atau bubuk. Menurutnya, cara tersebut merupakan salah satu langkah antisipasi penurunan harga cabai. Namun cara ini juga dinilai agak susah sebab budaya masyarakat di Indonesia lebih menyukai cabai segar dibandingkan cabai olahan.

“Saat supply dan demand tidak seimbang, maka petani cabai harus mau beralih membuat produksi cabai olahan,” ujar alumnus Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Jatim memiliki strategi dalam menghadapi hari raya. Salah satunya melalui aplikasi Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Barang Pokok (Siskaperbapo) yang memiliki 171 inputer terdiri dari 116 petugas pasar, 38 petugas kabupaten/kota, 17 petugas sentra produksi dan 17 pemantau stok di pasar induk. Aplikasi ini dapat memantau harga konsumen di 116 pasar dan harga produsen di 17 lokasi.

Jatim juga memiliki gerai stabilisasi harga yang terdiri dari gerai pangan permanen sebanyak 3.558 gerai dan gerai pangan situasional 175 gerai. Gerai pangan permanen ini terdiri dari kios pangan operasi pasar, toko tani Indonesia, aplikasi e-warung, serta rumah pangan kita (RPK). Sedangkan gerai pangan situasional terdiri dari operasi pasar mandiri dan operasi pasar Bantuan Ongkos Angkut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement