Kamis 20 Apr 2017 20:18 WIB

Mata Kanan Novel Sudah Bisa Digunakan untuk Membaca

Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4).
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mata kanan penyidik KPK, Novel Baswedan dikabarkan berangsur pulih dan kini dapat membaca tulisan. Namun, penglihatan mata kirinya mata kirinya masih kabur. “Sampai hari ini terdapat perkembangan yang cukup baik. Mata kanannya mengalami perkembangan signifikan, telah dapat membaca tulisan seukuran judul surat kabar, dan mengenali wajah,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Kamis (20/4).

Novel Baswedan pada 11 April 2017, seusai shalat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, disiram air keras oleh dua orang pengendara motor. Air keras itu mengenai mata Novel sehingga ia dirawat di Jakarta, kemudian di SNEC, Singapura. “Hari ini Novel juga diperiksa mendalam oleh dokter ahli telinga hidung, dan tenggorokan (THT).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat luka bakar akibat asam di rongga hidung Novel," tambah Febri.

Febri menerangkan, Rongga hidung sebelah kanan mengalami luka bakar di bagian luar. Sedangkan, rongga hidung kiri mengalami luka bakar sampai ke bagian atas yang terletak dekat mata. “Tidak ada luka bakar di saluran dalam pernapasan, dan dokter juga sudah melakukan pembersihan rongga hidung. Cukup banyak darah baik darah beku maupun darah dalam bentuk lendir yang menumpuk di kedua rongga hidung, telah dikeluarkan," ungkap Febri.

Saat ini tim dokter Singapura pun sedang menunggu proses pertumbuhan kulit bagian rongga hidung yang terbakar tersebut. "Tekanan mata kiri dan kanan baik yaitu 16, pertumbuhan selaput mata bagian putih baik tapi selaput mata bagian hitam atau kornea belum tumbuh sama sekali," jelas Febri.

Dari foto mata yang dilakukan pada Rabu (19/4), dokter menerangkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan akibat zat asam ini cukup parah, khususnya di mata kiri. Terdapat tiga alternatif pengobatan yang akan dilakukan. Pertama menunggu selaput mata tumbuh alamiah. Kedua, bila pertumbuhan selaput mata lambat atau terhenti, maka akan 'dipancing' pertumbuhannya dengan menggunakan membran yang terdapat pada plasenta bayi.

Opsi ketiga, atau pilihan terburuk adalah jika selaput mata tidak tumbuh terutama di bagian kornea. "Bila hal itu terjadi maka dokter akan mempertimbangkan risiko kegagalan jika pencangkokan dilakukan," kata Febri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement