REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langit gelap menyelimuti wilayah Kebagusan dan sekitarnya pada Rabu (19/4), sore. Namun, ancaman bakal hujan deras tidak membuat antusiasme warga Kebagusan hilang untuk menyaksikan langsung peristiwa bersejarah.
Mereka berbondong-bondong mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) 027. Mulai dari anak-anak, sampai ibu rumah tangga datang dari berbagai penjuru Kebagusan. Kendaraan yang hendak melewat Jalan Kebagusan IV pun tersendat karena mereka.
Tanpa aba-aba, mereka sudah mengerumuni tenda TPS yang didominasi dengan warna merah itu. Jika diperhatikan, sebenarnya mereka terbelah menjadi dua kubu yang berbeda menanti penghitungan suara. Kubu pendukung Pasangan Calon (Paslon) Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat berada di sisi kanan dari pintu masuk TPS, sementara kubu Anies Baswedan-Sandiaga Uno ada di sisi kiri.
Walaupun tidak ada sekat pemisah, tidak ada aroma ketegangan dari dua kubu yang berbeda. Bahkan, sejak pagi hari, mereka terlihat saling berbincang. Justru kondisi ini berbeda dengan kondisi di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang tidak lebih dari 20 meter dari TPS 027. Megawati dan keluarga memilih di TPS tersebut.
Sejumlah personel keamanan berseragam loreng khas partai berjaga di depan gerbang rumah yang mungkin memiliki halaman terluas se-Kabagusan itu. Raut wajah mereka juga tampak sedikit tegang ketika pembacaan surat suara dimulai.
"Pasangan nomor urut dua, sah," teriak petugas TPS dari pengeras suara, membacakan satu persatu hasil coblosan warga di Jalan Kebagusan IV, Jakarta Selatan, Rabu (19/4).
Setiap nomor urut paslon disebut, sorak-sorai suara pendukung kedua kontestan saling bersautan. Hanya saja teriakan mereka lebih didominasi suara anak-anak, yang memang turut menyaksikan penghitungan perolehan suara. Padahal, TPS ini banyak warga menggunakan atribut paslon Ahok-Djarot, kemeja kotak-kotak merah.
Beberapa orang dewasa pendukung Ahok-Djarot nampak tegang raut wajahnya. Rupanya mereka sudah memantau hasil hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga survei dan jagoan mereka tertinggal jauh perolehan suaranya. "Kita kayanya kalah nih, sulit ngejar. Di Quick Count suara masuknya sudah lumayan," keluh salah satu pendukung Paslon nomor urut dua.
Berbeda dengan pendukung Anies-Sandi, rona wajah mereka terlihat lebih ceria. Meski jumlahnya tidak sebanyak kubu lawan, tapi teriakan takbir mereka sangat lantang, saaat nomor urut tiga disebut oleh pembaca hasil pencoblosan. Ketika penghitungan suara selesai, mereka melantunkan shalawat, suka cita menyelimutinya. "Alhamdulillah... Allahu akbar. Kita menang," teriak pria berkemeja putih.