Kamis 20 Apr 2017 16:21 WIB

Jusuf Kalla Banggakan Demokrasi Indonesia di Hadapan Wapres AS

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Angga Indrawan
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) menyambut Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael R. Pence (kiri) untuk melakukan pertemuan bilateral di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (20/4).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) menyambut Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael R. Pence (kiri) untuk melakukan pertemuan bilateral di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla membanggakan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta yang berlangsung aman dan damai kepada Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik. 

"Saya justru menggambarkan, eh anda (Pence) datang pada waktu yang tepat. Kemarin pilkada yang sangat ribut sebelumnya, begitu selesai semua jabat tangan. Jadi itulah demokrasi Indonesia," ujar Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Kamis (20/4). 

Jusuf Kalla mengatakan, Pence sangat kagum  dengan cara demokrasi di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk mayoritas islam. Menurut Jusuf Kalla, demokrasi seperti ini tidak terdapat di negara-negara lainnya. Jusuf Kalla mengungkapkan, hiruk pikuk Pilkada DKI Jakarta sudah tidak terasa hari ini. 

"Seperti hari ini saya bilang terasa ndak ada apa-apa kemarin, semua pada tersenyum saja. Jadi itulah demokrasi di Indonesia. Karena itulah dia (Pence) tidak menyinggung lagi karena dia tidak bisa memberikan hal yang lebih baik dari kita," kata Jusuf Kalla. 

Wakil Presiden AS Mike Pence diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Setelah itu, Pence melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla untuk membahas kerja sama ekonomi. Pada 21 April 2017, Pence dan Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri forum bisnis antara dua negara di Hotel Shangri-La, Jakarta. Dalam forum tersebut rencananya akan ditandatangani sejumlah Nota Kesepahaman. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement