REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta menyatakan, Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang diselenggarakan Rabu (19/4), lebih baik dari putaran pertama. Penyelenggaraan putaran kedua pun terlaksana dengan lancar.
"Secara umum lebih baik dari putaran pertama," kata Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno di Hotel Bidakara, Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (20/4).
Sumarno bersyukur kekhawatiran akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Penyelenggaraan pilkada kali ini tidak lagi diwarnai dengan penumpukan pemilih yang tidak terlayani hak pilihnya. Surat suara dan kelengkapan alat pilih, menurut Sumarno juga tidak terjadi kekurangan.
Namun, kata Sumarno, kemungkinan adanya TPS yang dilaporkan tidak berjalan semestinya memang ada. Pasalnya, jumlah TPS di Jakarta sangat besar, yakni 13.034 TPS. "Saya kira Bawaslu sedang melakukan penanganan," ujarnya.
Komisioner KPU DKI Jakarta, Dahliah Umar membenarkan adanya laporan untuk TPS tersebut. Namun, menurut pantauan Dahliah, hal itu tidak signifikan. "Misalnya ada beberapa TPS yang tidak menempel contoh suket dan ada pula yang tidak menempel informasi kategori pemilih," ujarnya.
Untuk pemenuhan hak pemilih, menurut Dahliah, tidak terjadi banyak laporan seperti pada putaran pertama. Pada putaran pertama, Dahliah mengaku menerima ratusan laporan keluhan masyarakat. Namun, hal itu tidak terjadi pada putaran kedua. "Ada satu, ternyata dia dilarang memilih karena datang setelah jam 13.00 di Duren Sawit, Jakarta Timur. Di luar itu saya kira sudah bagus," kata Dahliah.