REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno mengatakan, ia mendengar ada rumor pengerahan massa. Namun, setelah dicek ke beberapa tempat pemungutan suara (TPS) tak ada pengerahan massa.
"Saya mengecek ke dua TPS di Taman Suropati tak ada pengerahan massa. Hanya ada sejumlah warga yang usai berolah raga pada datang ke TPS untuk mencoblos," katanya di Balai Kota Jakarta, Rabu, (19/4).
Di TPS harus ada saksi teregister dari kedua pasangan calon gubernur. Kalau saksi belum hadir maka ditunda selama 30 menit untuk melakukan pemilihan.
Namun, kata Sumarno, kalau lebih dari 30 menit saksi tak hadir pemilihan harus dimulai. Sebab, tak mungkin menunggu sampai akhir. "Kalau tak hadir tetap harus dimulai."
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, suasana jalan dari Duren Tiga sampai Menteng cukup lengang. Toko-toko di Jakarta banyak yang tutup.
Saat ditanya apakah banyak warga Jakarta yang lari ke luar negeri untuk menghindari Pilkada karena khawatir ada kerusuhan, Sumarno mengatakan, pengamanan pilkada cukup bagus. "Saya lihat TPS dijaga TNI dan Polri, tapi mereka tak mencolok menjaganya. Mereka menjaga dari jauh. Masa sangat menikmati pemilihan di TPS," ujarnya.
Kalau Jakarta lengang, kata Sumarno, bukan karena masyarakat takut, tapi karena hari ini mereka diliburkan. Mereka datang ke TPS. "Tak ada yang takut lalu ke luar negeri. Jakarta aman dan nyaman," ujarnya.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, petugas TPS sudah komplit. TNI, Polri, dan petugas keamanan RW sudah berjaga. "Kami imbau organisasi massa dari luar menahan diri. Sebaiknya mereka pulang saja," katanya. Jakarta aman, kata dia, sebaiknya dimonitor saja hasilnya lewat media.