Selasa 18 Apr 2017 11:41 WIB

Pembagian Sembako Jadi Penyebab Kericuhan FPI dan Banser

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Sembako Pilkada Jakarta (Ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sembako Pilkada Jakarta (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) bersama kelompok Ambon terlibat kericuhan dengan angota Front Pembela Islam (FPI) di Kramat Lontar, Jakarta Pusat, pada Senin (17/4) malam. Kericuhan tersebut muncul karena masalah pembagian sembako Pilkada DKI Jakarta.

Sekjen Ketua Dewan Syuro DPP FPI Jakarta Habib Novel Bamukmin membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, kericuhan tersebut terjadi setelah tim Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melakukan investigasi pembagain sembako.

Baca juga: Kericuhan FPI vs Banser, Ini Kata Polisi

“Itu gara-gara sembako, semua kita kan bergerak cepat beraksi, ke mana aja kita hadir, memang sembako ini kan menjadi konsentrasi masa,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (18/4).

Menurut Novel, pro dan kontra memang selalu ada saat pihaknya melakukan investigasi pembagian oleh tim pemenangan Paslon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Saat investigasi, ada yang bisa dilaporkan ke Panwalu tapi ada juga langsung memicu ketegangan.

“Ada juga yang kita baru datang, mereka arogan memprovokasi warga, seperti yang kejadian Kramat lontar, akhirnya memicu ketegangan yang menimbulkan sedikit gesekan, bentrok fisik,” ujarnya. 

Novel mengatakan, kedua kubu baru bubar setelah pihak kepolisian mendatangi lokasi. Namun, kata dia, akibat kejadian tersebut tiga orang terkena pukulan yang diduga dilakukan oleh pihak Ansor. Tiga orang tersebut kemudian didampingi oleh ACTA dan melaporkan ke polisi.  

Baca juga, Ponpes Al Anwar Lepas Diri dari Keputusan GP Ansor.

“Bubar karena memang sudah ada aparat kepolisian. Sampai jam 04.00 pagi ACTA masih mendampingin korban pemukulan itu, korbannya ada tiga orang yang luka,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement