Sabtu 15 Apr 2017 23:40 WIB

Tamasya Al Maidah akan Kawal Pilgub DKI

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Andi Nur Aminah
Ratusan warga menggunakan hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (ilustrasi)
Foto: Antara/Reno Esnir
Ratusan warga menggunakan hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1,3 juta Muslim yang tergabung dalam gerakan Tamasya Al Maidah (TAM) akan datang ke Jakarta untuk mengawal pencoblosan pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017 putaran dua pada Rabu (19/4) mendatang. Ketua Panitia gerakan TAM, Ansufri Idrus Sambo atau Ustaz Sambo mengatakan, gerakan ini ada untuk memenangkan pasangan calon (paslon) Muslim. 

Tujuannya menegakkan ayat Al Maidah 51 yaitu memilih pemimpin Muslim. Karena dia memperhatikan belum pernah ada penguasa dan pemerintah yang ikut campur dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada) Jakarta.

"Makanya kami kawal, Mukmin dan Muslimah supaya datang berbondong-bondong ke Jakarta. Karena Jakarta adalah ibu kota dan keberhasilan di sini adalah keberhasilan kita," ujarnya saat mengisi tabligh akbar bertema dzikir dan do'a untuk pilkada damai, di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (15/4).

Sebaliknya, jika pencoblosan pilgub DKI Jakarta 2017 putaran dua jika gagal juga menjadi kegagalan semua pihak. Untuk itu, ia meminta semua pihak menjaga semua hal yang terjadi dan bertanggung jawab menyelamatkan Jakarta. 

Ia menegaskan, anggota gerakan ini bukanlah organisasi masyarakat, organisasi, atau lembaga tertentu. Ini murni Muslim dan Muslimah yang ingin Jakarta dipimpin gubernur Muslim. "Ini adalah negeri mayoritas Muslim, kalau gubernurnya dipimpin non-Muslim jadi musibah besar," katanya.

Ia meminta Muslim mengawal supaya kemenangan 19 April 2017 tidak tercurangi kedzaliman. Ia khawatir jika tidak menjaga pencoblosan karena bisa muncul kasus macam Iwan Bopeng. Meski menjaga saat hari H, ia menegaskan aksi ini akan dilakukan secara damai. 

Para Muslim yang tergabung dalam TAM ini akan diturunkan dan duduk di tempat pemungutan suara (TPS), kemudian berdoa dan berdzikir.  "Kalau ada intimidasi, terjadi kecurangan ada saksi banyak dan masif. Selain itu melihat apakah ada polisi yang berjaga, jika terjadi kerusuhan dan ternyata tidak berpihak ya bisa kita foto," katanya.

Ia menegaskan datang ke TPS terdapat dalam undang-undang. Ketika berkumpul saja boleh bahkan menyampaikan aspirasi tidak dilarang. Selain itu gerakan TAM sebagai silaturahim berkunjung ke TPS. 

Untuk itu ia mengundang partisipasi Muslim dan Muslimah untuk mendaftar menjadi peserta atau muhajirin. "Silakan mendaftar boleh datang membawa keluarga, rombongan atau pribadi," ujarnya.

Tak hanya muhajirin, ia mengatakan masyarakat Jakarta yang ingin jadi koordinator atau panitia lokal bisa menghubungi dirinya dan menyiapkan rumah untuk tempat tidur para muhajjirin. Ia menegaskan muhajirin ini akan datang ke Jakarta dengan biaya sendiri. "Nanti akan kita koordinasikan ada job desk nya. Ini untuk membantu panitia ini," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement