REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jawa Timur) akan meningkatkan kerja sama dengan Singapura terutama di bidang ekonomi, pendidikan vokasional dan pariwisata. Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan Singapura merupakan industri keuangan besar di dunia. “Sebagai negara yang paling dekat, kita harus memanfaatkan dengan baik. Investasi Singapura di Jatim tahun lalu menempati peringkat dua, nilainya mencapai 5 miliar dolar AS lebih,” kata Soekarwo saat menerima Kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ngurah Swajaya, di Gedung Negara Grahadi, Selasa (11/4).
Pakde Karwo, sapaan akrabnya menyatakan untuk meningkatkan kerja sama tersebut harus dilakukan pendekatan yang lebih intensif terkait peluang yang paling baik. Pemprov Jatim akan terus bergandengan tangan dengan Singapura melalui Dubes RI di Singapura. Bahkan Jatim menjadi satu-satunya provinsi yang mendirikan Jatim Mart di Singapura.
Jatim Mart tersebut bertujuan meningkatkan ekspor produk UKM Jatim ke Singapura. “Di ASEAN, 40 persen penduduknya di Indonesia. Jatim sangat strategis sebagai //centre gravity di Indonesia bagian Timur, dan pasar yang bagus karena tempat yang paling tepat untuk investasi karena konektivitas logistiknya paling efisien,” terang Pakde Karwo.
Sementara itu, Dubes Ngurah Swajaya mengakui besarnya potensi Jatim. Terlebih, sekarang ini Jatim mulai dilirik menjadi daerah tujuan ekspansi Singapura di bidang investasi, pariwisata dan perdagangan. Alasannya, antara lain karena konektivitas dan peranan Jatim untuk pengembangan Indonesia Bagian Timur.
“Singapura tertarik untuk menanamkan investasi. Ini peluang untuk dipertemukan kedua negara. Karena Singapura tidak mungkin lagi mengembangkan industri di dalam negeri sehingga melirik destinasi yang lain dan kebetulan Singapura - Indonesia tergabung MEA. Jatim sangat berpotensi untuk menjadi pasar Asean yang jumlahnya 600 juta konsumen,” ungkapnya.
Komoditas utama nonmigas Jatim yang diekspor ke Singapura antara lain, perhiasan atau permata, alat rumah tangga atau furniture, serta farmasi dan herbal. Perdagangan Jatim ke Singapura pada 2016 mencatatkan surplus 223 juta dolar AS.
Pakde Karwo menilai komoditas yang perlu ditingkatkan yakni pembelian mesin dari Singapura. Sebab pada 2016 mengalami penurunan 55 hingga 60 persen. “Untuk itu para pengusaha harus didorong untuk memperbarui mesin-mesin perusahaannya agar lebih efisien dalam pasar global produksi,” ujar Pakde Karwo.
Investasi Singapura di Jatim hingga 2016 tercatat sebanyak 311 proyek dengan nilai 7,31 miliar dolar AS. Investasi ini menyerap 42.252 tenaga kerja yang didominasi industri perdagangan dan reparasi sebanyak 62 proyek.
Neraca perdagangan Jatim – Singapura selama periode 2012 - 2017 menunjukkan tren positif. Selama 2012 - 2017 Jawa Timur mengalami defisit. Namun pada 2017 neraca perdagangan Jatim- Singapura tercatat surplus 38,14 juta dolar AS.