Selasa 11 Apr 2017 14:14 WIB

Teriakan Kekecewaan Warnai Ruang Sidang Tuntutan Ahok

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ani Nursalikah
Massa kontra terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkumpul dan dan berorasi pukul 08.45 WIB di Jalan Harsono depan Kementerian Pertania, Jakarta Selatan. Sidang tuntutan Ahok akhirnya ditunda.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Massa kontra terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkumpul dan dan berorasi pukul 08.45 WIB di Jalan Harsono depan Kementerian Pertania, Jakarta Selatan. Sidang tuntutan Ahok akhirnya ditunda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang ke-18 kasus penistaan agama terdakwa Basuki Tjahaja Purnama yang sedianya digelar hari ini, Selasa (11/4) dengan agenda pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) menjadi sidang yang sangat penting dan menarik perhatian berbagai pihak.

Namun, kekecewaan justru hadir setelah JPU menyatakan ketidaksiapannya dalan menyampaikan tuntutannya. Majelis hakim lantas memutuskan menunda sidang hingga Kamis (20/4) mendatang.

Seorang pria berserban keluar dari ruang sidang dan berteriak dengan keras di antara wartawan dan polisi. "Kami sebagai umat Islam kecewa! Sangat kecewa!" katanya berteriak sembari mengangkat jari telunjuk.

Baca: Sidang Tuntutan Ahok Ditunda, Nasir Djamil: Tuhan Ora Sare

Seorang polisi lalu mendekati pria dan bertanya mengapa berteriak. Pria itu kembali berteriak ia sangat kecewa dengan keputusan hakim menunda sidang. Akhirnya polisi dengan segera mengamankan pria itu keluar.

Sebelumnya, para wartawan sempat diadang saat akan masuk. Pintu masuk Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan terlihat dikunci dari dalam polisi. Hingga akhirnya ada seorang wartawan mengetuk-ngetuk pintu kaca cukup keras sehingga mengalihkan wartawan dan polisi yang sudah berada di dalam.

"Saya wartawan! Saya wartawan!" teriak pria itu. Sontak para wartawan mendekat untuk mencari tahu apa yang terjadi. Namun polisi segera menyuruh wartawan itu masuk.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement