Selasa 11 Apr 2017 08:32 WIB

Zulkifli: Pemimpin yang Suka Gusur Rakyat tak Sesuai Pancasila

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
 Seorang warga menangis saat penggusuran di pemukiman proyek normalisasi Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (28/9)
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Seorang warga menangis saat penggusuran di pemukiman proyek normalisasi Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (28/9)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menyindir Calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama secara tersirat dalam kunjungan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kabupaten Tasikmalaya, Senin (10/4). Ia menilai perilaku pemimpin yang menggusur rakyatnya tak sejalan dengan amalan sila keempat pancasila.

Zulkifli menilai sila ke-4 yang mengajarkan musyawarah mufakat menetang pemimpin yang bertindak sewenang-wenang. Ia merasa pemimpin yang bertindak sedemikian rupa sudah berlaku sombong. Ia pun tak menampik jika pemimpin semacam itu merupakan sumber lahirnya perpecahan di tubuh bangsa.

"Musyawarah mufakat tidak boleh sewenang-wenang main gusur, asal gusur itu sombong. Warganya tidak berdaya digusur, itu biangnya perpecahan. Yang begitu dimana ya?" tanya Zulkifli yang langsung dijawab "di Jakarta," oleh peserta sosialisasi di ponpes Cintawana, Desa Cikunten, Kecamatan Singaparna.

Ia mengingatkan sosok pemimpin yang baik mampu mendengarkan aspirasi masyarakat agar tidak terjadi kericuhan. Contohnya, kata dia adalah Presiden Joko Widodo yang menemui dan berdialog dengan rakyat sebelum dilakukan penggusuran.

"Masyarakat ajak ketemu kalau mau pindahkan pasar seperti pak Jokowi didatangin (ketika menjabat Wali Kota Solo). Lama-lama mau diganti untung kan oke, diajak makan juga. Itu namanya musyawarah mufakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement