Senin 10 Apr 2017 17:41 WIB

Video Kampanye Ahok, Pengamat: Keliru Jika Mengunggulkan Kelompok Sendiri

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Budi Raharjo
Salah satu adegan dalam video kampanye yang diunggah akun twitter Ahok Basuki T Purnama @basuki_btp
Foto: Screenshot video kampanye yang diambil dari akun twitter Ahok Ba
Salah satu adegan dalam video kampanye yang diunggah akun twitter Ahok Basuki T Purnama @basuki_btp

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia Arif Susanto berpendapat, pesan-pesan kebhinnekaan memang sebaiknya disuarakan oleh seluruh pihak. Sebab, Jakarta dan Indonesia pada dasarnya memang beragam.

Namun, menurutnya yang keliru pesan kebinekaan menjadi keliru jika disampaikan dengan menyalahgunakan politik identitas untuk menyerang lawan dan mengunggulkan kelompok sendiri. Menurutnya, pesan-pesan kebencian yang memecah-belah akan menghasilkan kekalahan bangsa.

"Yang keliru ialah jika ada yang menyalahgunakan politik identitas untuk menyerang lawan dan mengunggulkan kelompok sendiri. Pesan-pesan bernada kebencian yang memecah-belah, hanya menghasilkan kekalahan bangsa," kata Arif kepada Republika, Senin (10/4).

Maka dari itu, Arif mendorong kedua paslon yang berkontestasi di putaran dua Pilgub DKI 2017 agar mengedepankan literasi politik dan literasi informasi dalam masa tersisa sebelum hari pencoblosan. Kedua hal itu menurutnya akan meningkatkan kecerdasan pemilih dan berkontribusi bagi pemajuan demokrasi Jakarta.

"Sebaliknya, tanpa literasi politik dan literasi informasi, pemilih mudah untuk dipedaya dan tidak muncul kampanye cerdas," ucap Arif.

Sebelumnya, video kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP)-Djarot Saiful Hidayat yang diunggah di media sosial mendapatkan banyak kritikan. Video berdurasi dua menit itu diduga mengekspos adegan berbau SARA sehingga mengundang kritik dari para netizen dan juga banyak pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement