Senin 10 Apr 2017 14:00 WIB

Semua Peserta UNBK Berkebutuhan Khusus di Sleman Idap Low Vision

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
 Seorang siswa berkebutuhan khusus mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 32 Jakarta, Senin (3/4).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang siswa berkebutuhan khusus mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 32 Jakarta, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Seluruh peserta ujian nasional berbasis komputer (UNBK) berkebutuhan khusus di Kabupaten Sleman mengidap low vision. Kondisi ini membuat mereka kesulitan untuk melihat dan membaca soal-soal ujian dengan jelas.

Kepala Tata Usaha Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) DIY Indrianto mengatakan, tahun ini ada enam peserta berkebutuhan khusus dengan kategori low vision yang mengikuti UNBK setingkat SMA. "Kalau hari ini ada empat peserta yang berkebutuhan khusus. Kemarin waktu ujian SMK ada dua," katanya pada Republika saat ditemui di MAN 1 Godean, Senin (10/4).

Menurut Indrianto keenam peserta berkebutuhan khusus tersebut tersebar di lima sekolah. Antara lain di MAN 1 Sleman satu orang, MAN 2 Sleman satu orang, SMAN 1 Ngemplak satu orang, SMA Budi Mulia 2 satu orang, dan SMK Ma'arif 1 Sleman dua orang.

Indrianto mengemukakan, lantaran memiliki keterbatasan, masing-masing peserta UNBK berkebutuhan khusus ditemani oleh satu orang guru yang  mendampingi mereka. Pendampingan sendiri hanya diberikan untuk membantu para peserta dalam membaca soal.

Adapun pengerjaan soal ujian disesuaikan dengan kemampuan peserta. "Ada peserta berkebutuhan khusus yang mengerjakan pakai kertas. Tapi ada juga peserta yang mengerjakan soal pakai komputer. Disesuaikan dengan kemampuan peserta. Tapi font-nya diperbesar," kata Indrianto.

Hal tersebut dibenarkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Budi Mulia Dua, Maris Santi Rahayu. Ia mengatakan, seorang peserta UN berkebutuhan khusus di sekolahnya memilih mengerjakan soal ujian dengan media komputer. "Alhamdulillah tadi ujiannya pakai komputer. Tapi memang font-nya (ukuran huruf) diperbesar, dari yang normal hanya 12 jadi 20," kata Santi.

Peserta juga dibantu oleh guru pendamping. Namun hanya untuk proses log in. Di SMA Budi Mulia Dua sendiri, total peserta UNBK berjumlah 81 orang. Tiga di antaranya berkebutuhan khusus. Satu siswa memilih mengikuti UNBK secara reguler.

Sementara dua lainnya memutuskan untuk mengikuti ujian Paket C. Berbeda dengan di SMA Budi Mulia Dua, peserta UN berkebutuhan khusus di SMAN 1 Ngemplak mengerjakan soal ujian dengan media kertas. Dalam artian yang bersangkutan mengikuti ujian nasional berbasis kertas atau paper based test (PBT).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement