Ahad 09 Apr 2017 18:24 WIB

Ancaman Teror Mengintai, Polri Diminta Waspada

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Esthi Maharani
Petugas mendorong kereta jenazah berisikan terduga teroris kawasan Desa Beji, Kabupaten Tuban ketika tiba di ruang Kompartemen Dokpol Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (8/4).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Petugas mendorong kereta jenazah berisikan terduga teroris kawasan Desa Beji, Kabupaten Tuban ketika tiba di ruang Kompartemen Dokpol Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi III DPR merekomendasikan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk memerintahkan semua anggota Polri di seluruh daerah meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan. Kasus penembakan anggota Polri oleh teroris di Tuban membuktikan bahwa serangan tak terduga oleh para terduga teroris bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.

"Dengan waspada dan siaga, anggota Polri akan mampu merespons ancaman terhadap dirinya," ujar Ketua Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo, Ahad (9/4).

Menurut dia, kasus serangan terhadap anggota Polri di Jenu, Tuban, Jawa Timur, oleh enam orang terduga teroris Jamaah Ansaru Daulah (JAD) patut mendapatkan perhatian serius. Komisi III DPR berharap serangan di Tuban itu tidak meruntuhkan moral prajurit Polri yang sedang bertugas di mana pun.

Bambang menyebut ancaman terhadap anggota Polri tidak otomatis berakhir pascatewasnya enam terduga teroris di sekitar perkampungan Desa Beji, Kecamatan Jenu, Tuban, Sabtu (8/4). Ancaman itu, kata dia, akan terus mengintai anggota Polri karena sejumlah kelompok teroris terus memendam amarah dan dendam kepada seluruh jajaran Polri.

Polri dinilai juga perlu mewaspadai kecenderungan serangan tak terduga oleh para pelaku teror yang akhir-akhir ini terjadi di sejumlah negara. Beberapa hari lalu, terjadi serangan teror dengan mobil di kota Stockholm, Swedia. Sebelumnya, Inggris juga dikejutkan oleh serangan teroris di dekat gedung parlemen di Westminster. Ada juga ledakan bom di kota Parachinar, Pakistan, yang menewaskan 22 warga orang.

Dia mengatakan sama seperti latar belakang serangan di Tuban, yakni balas dendam, serangan di beberapa kota itu juga bermotifkan dendam. "Ada indikasi bahwa para gembong teroris telah memerintahkan para simpatisannya di berbagai belahan dunia untuk melancarkan serangan balas dendam," ujar Bambang.

Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga teroris dan memperkecil ruang gerak mereka. Menurut Bambang, hal ini menimbulkan kemarahan dan dendam para terduga teroris. "Maka, cukup alasan bagi Kapolri untuk memerintahkan jajarannya meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan agar mampu merespons ancaman," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement