Ahad 09 Apr 2017 13:43 WIB

Peristiwa Siyono tak Mengubah Tindakan Densus 88

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ilham
Petugas mendorong kereta jenazah berisikan terduga teroris kawasan Desa Beji, Kabupaten Tuban ketika tiba di ruang Kompartemen Dokpol Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (8/4).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Petugas mendorong kereta jenazah berisikan terduga teroris kawasan Desa Beji, Kabupaten Tuban ketika tiba di ruang Kompartemen Dokpol Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komnas HAM, Maneger Nasution menganggap, kasus tewasnya Siyono, 33 tahun, terduga teroris asal Klaten yang dianggap banyak kejanggalan tidak mengubah pola laku Densus 88 dalam upaya pemberantasan teroris. Menurutnya, Densus 88 Polri cenderung menerapkan konsep strategi perang dengan cara pembunuhan dan pembantaian terhadap terduga teroris.

"Advokasi Komnas HAM bersama masyarakat sipil (Muhammadiyah) terhadap Siyono seolah tak mampu sedikitpun mengubah pola pikir dan pola laku Densus 88 Polri dalam menanggulangi terorisme," kata Maneger dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (9/4).

Maneger melanjutkan, Komnas HAM sudah mengingatkan Densus 88 agar tidak ada lagi Siyono-Siyono berikutnya. Tapi pada kenyataannya, Densus 88 masih melakukan penembakan terhadap kelompok tertentu dengan dalil terduga teroris.

"Sampai kapan? Berapa nyawa lagi? Apakah akan terus terjadi penembakan terhadap kelompok tertentu dengan dalil terduga teroris sesuai skenario sutradaranya?" kata Maneger.

Seperti diketahui, aparat keamanan yang merupakan gabungan dari Polres Tuban, Brigadir Mobil (Brimob), dan TNI menembak mati enam orang terduga teroris di Tuban, Jawa Timur pada Sabtu (8/4). Selain itu, aparat juga menangkap satu orang lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement