REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim Syafii Maarif menekankan agar agama tidak dijadikan alat politik oleh pihak manapun juga karena dapat menimbulkan perpecahan.
"Agama jangan dijadikan alat politik kekuasaan," kata Syafii di Seminar dan Lokakarya Indonesia di Persimpangan Negara Pancasila dan Negara Agama di Jakarta, Sabtu.
Dia menuturkan agama sekarang ini sudah disalahgunakan oleh banyak pihak. Menurut dia, ketika agama digunakan sebagai alat politik untuk memperebutkan kekuasaan maka kebencian akan mudah menyebar di kalangan masyarakat. Hal itu berakibat tidak baik baik bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
"Saat agama dijadikan alat politik, orang mudah sekali mengembangkan kultur kebencian," tutur mantan Ketum PP Muhammadiyah itu.
Dia berharap warga memilih pemimpin berdasarkan kualitas pemimpin bukan karena unsur suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). "Jadi pilih pemimpin yang berkualitas, lihat rekam jejaknya kemudian bagaimana dia membela rakyat, itu saja ukurannya," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan masalah suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) dalam pemilihan kepala daerah sudah selesai. "Dalam soal kepala daerah, masalah SARA dianggap sudah selesai. Hanya di DKI Jakarta yang sedikit panas," kata dia.
Baca juga, Ini Sikap Menag Soal Spanduk Tolak Shalatkan Jenazah.