Jumat 07 Apr 2017 16:31 WIB

Baru Hari Ketiga MIHAS Digelar, Produk UKM Ini Sudah Habis

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Para Pelaku usaha Menengah Kecil (UKM) dari Indonesia berpartisipasi dalam pameran Internasional MIHAS 2017, di Kuala Lumpur, Jumat, (7/4).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Para Pelaku usaha Menengah Kecil (UKM) dari Indonesia berpartisipasi dalam pameran Internasional MIHAS 2017, di Kuala Lumpur, Jumat, (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pameran internasional Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017 hari ini memasuki hari ketiga, Jumat, (7/4). Para pengunjung yang didominasi para pebisnis pun semakin ramai berdatangan, tak hanya untuk membeli tapi juga mencari bisnis potensial yang bisa diajak bekerja sama.

Selain Kementerian Pariwisata (Kemenpar), dari Indonesia Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) pun turut berpartisipasi dalam perhelatan tersebut. Kemenkop UKM bahkan membawa 28 perusahaan UKM dari Tanah Air. Meliputi makanan dan non makanan.

Pemilik perusahaan madu Rimba Alifia dari Batam Muhammad Fauzi mengatakan, acara MIHAS sangat Bagus untuk mempromosikan produk sekaligus mencari distributor luar negeri terutama Malaysia. "Ini partisipasi kedua kita di MIHAS, seperti tahun lalu, target kita lebih kepada mendapatkan buyer (distributor)," jelasnya kepada Republika, Jumat, (7/4).

Ia mengungkapkan tahun lalu sudah berhasil mendapatkan beberapa distributor. Diantaranya salah satu Badan Usaha Milik Negara Malaysia yaitu Lembaga Pemasaran Pertanian Persekutuan (FAMA).

Baca juga: Tarik Wisatawan Malaysia, Kemenpar Kenalkan Masjid Baiturrahman Aceh

Meski tidak perlu besar, Fauzi pun tetap menargetkan penjualan dalam MIHAS kali ini. "Target kita nggak begitu banyak Kisaran 4 sampai 5 ribu ringgit Malaysia," ujarnya. Ia menambahkan, pada MIHAS tahun lalu berhasil mendapatkan pendapatan sekitar delapan hingga 10 ribu ringgit Malaysia atau kira-kira setara Rp 24 juta sampai Rp 30 juta.

Dirinya menjelaskan, sengaja menurunkan target karena perlambatan ekonomi global yang masih terjadi. Menurutnya, perlambatan tersebut juga mempengaruhi para pelaku UKM di Indonesia.

Fauzi menyatakan, selama dua hari terakhir respon pengunjung MIHAS cukup baik. Bahkan ada dua produknya yang sudah habis. "Paling diminati scrub madu dan sabun lutfah untuk haluskan kaki pecah-pecah. Kami tidak sangka respon produk tersebut cukup Bagus karena itu produk baru," katanya.

Tidak menyangka akan laku keras, Fauzi pun hanya membawa stok sedikit tidak sampai 50. "Mungkin karena kami jualnya juga dengan harga terjangkau tapi produknya bagus. Untuk scrub 40 ringgit Malaysia dan sabun Lutfah 20 ringgit Malaysia," tambahnya. Meski begitu, ia menilai MIHAS tahun lalu lebih ramai bila dilihat dari dua hari terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement