Kamis 06 Apr 2017 11:11 WIB

4 Cara Pengendalian Hama Terpadu Sexava di Tanaman Kelapa

Seekor Elang Bondol (Haliastur Indus) terbang di atas pohon kelapa di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (6/1).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Memanjat pohon kelapa yang melimpah di Kabupaten Lumajang Selatan

Kemudian pengendalian hama Sexava secara hayati dapat diupayakan melalui pemanfaatan parasitoid telur, nimfa dan imago, predator, dan entomopatogen.

Parasitoid telur Leefmansia bicolor merupakan salah satu agens hayati yang potensial untuk memarasit telur Sexava. Kemampuan parasitasinya sangat beragam, dan di beberapa tempat sangat rendah.

Parasitoid L. bicolor ditemukan di Ambon dengan tingkat parasitasi 41 persen. Pada lokasi yang ditanami Centrosema pubescens, tingkat parasitasi parasitoid L. bicolor mencapai 95 persen. Parasitoid tersebut dapat mengendalikan populasi hama Sexava pada kondisi tertentu, dan tidak berhasil di daerah lain.

Predator burung bentet kelabu (Lanius schach) mempunyai peluang sebagai agens hayati hama Sexava coriacea. Satu ekor burung L. schach dapat memangsa S. coriacea stadia nimfa rata-rata 5,4-10,4 individu, dan imago rata-rata 2,4 individu. Burung ini sudah diintroduksi dari Yogyakarta ke daerah serangan hama S. nubila di Pulau Salibabu, Sulawesi Utara.

Introduksi predator ini mampu menurunkan populasi belalang S. nubila dan menekan intensitas kerusakan daun kelapa secara signifikan dalam waktu 10 bulan setelah burung predator dilepas.

Sedangkan pengendalian secara Budidaya, dilakukan dengan penanaman tanaman sela di antara kelapa seperti pala, cengkeh, kopi, kakao dan vanili atau tanaman semusim seperti padi, jagung dan kedelai. Ini dapat diandalkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus membatasi serangan hama Sexava.

Penanaman tanaman sela talas dan ubi jalar di antara kelapa juga bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan petani. Dengan penanaman tanaman sela dapat meningkatkan keanekaragaman hayati pada areal pertanaman kelapa sehingga dapat meningkatkan peran musuh alami dan populasi hama makin stabil.

Tindakan sanitasi kebun dan pengolahan tanah secara tidak langsung dapat mempengaruhi populasi Sexava karena dapat merusak telur hama di sekitar perakaran kelapa. Kenyataannya, sebagian petani hanya ingin mengambil hasil kelapa tanpa melakukan perawatan tanaman yang memadai karena besarnya biaya pemeliharaan, tidak seimbang dengan nilai produksi kelapa yang diperoleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement