Selasa 04 Apr 2017 21:04 WIB

Varietas Unggul Baru Dukung Pengembangan Komoditas Perkebunan Nasional

Varietas KENAFINDO 1 AGRIBUN
Foto: Balittas Kementan
Varietas KENAFINDO 1 AGRIBUN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama yang menentukan keberhasilan usaha tani. Varietas unggul memberikan manfaat secara teknis dan ekonomis diantaranya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga tercapai produktifitas tinggi, panen menjadi serempak, rendeman lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai dengan selera konsumen.

"Dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap gangguan hama dan penyakit dan beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan input seperti pupuk dan pestisida," ujar Ir. Emy Sulityowati, M.Ag., Ph.D. selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas). 

Balittas sendiri memiliki mandat untuk mengembangkan varietas unggul untuk komoditas yang terdiri dari tanaman pemanis (a.l. tebu), serat (a.l. kenaf dan sisal), tembakau, dan minyak industri (a.l. jarak pagar).

 

Pada tahun 2016, Balittas telah mengusulkan pelepasan enam varietas baru, dan telah dilepas secara resmi oleh Menteri Pertanian meliputi satu varietas unggul tebu, dua varietas unggul kenaf, dua varietas unggul jarak pagar, dan satu varietas unggul sisal.

Varietas unggul tebu adalah klon tebu unggul lokal Kerinci dengan nama POJ 2878 Agribun Kerinci dengan keunggulan potensi produksi mencapai 109 ton/ha/tahun, potensi hasil gula merah tinggi rata-rata 12,03 ton gula merah/ha/tahun, dan rendemen 11-12 persen. Varietas ini sangat potensial untuk dikembangkan di Jambi, Sumatra Barat, dan Aceh untuk mendukung produksi gula merah rakyat.

 

Sementara untuk dua varietas unggul kenaf telah dilepas dengan nama Kenafindo 1 Agribun dan Kenafindo 2 Agribun.

Kenafindo 1 Agribun mampu menghasilkan serat 3,727 ton per ha, meningkat 18,2 persen dibandingkan dengan varietas pembanding KR15; beradaptasi luas sehingga dapat dikembangkan di berbagai wilayah  pengembangan; dan duri pada batang sangat sedikit.

"Kenafindo 1 Agribun juga memiliki sifat moderat tahan terhadap kekeringan, moderat tahan terhadap keracunan Aluminium, rentan terhadap hama  Amrasca biguttula Ishida, dan rentan terhadap serangan nematoda puru akar," ujar Emy Sulityowati.

Kenafindo 2 Agribun mampu menghasilkan serat 3,521 ton per hektar, meningkat 11,7 persen terhadap KR 15; dan beradaptasi luas sehingga dapat dikembangkan di berbagai wilayah  pengembangan. 

Kenafindo 2 Agribun juga memiliki sifat moderat tahan terhadap kekeringan, tahan terhadap keracunan Aluminium, rentan terhadap hama Amrasca biguttula Ishida, dan rentan terhadap serangan nematoda puru akar.

Kemudian hasil pengujian jarak pagar berhasil melepas dua varietas baru  yang berproduktivitas lebih tinggi dibandingkan IP-3A, yaitu Jet 1 Agribun dan Jet 2 Agribun. 

Jet 1 Agribun berpotensi menghasilkan biji kering sebanyak 2.331,35 kilogram dengan rata-rata 1.085,87 kg/ha/th (37,91 persen lebih tinggi dibandingkan IP-3A), berkadar minyak 37,44 persen. Jet 2 Agribun berpotensi hasil 2.636,30 kilogram dengan rata-rata 1.078,70 kilogram/ha/th (37,00 persen lebih tinggi dibandingkan IP-3A) berkadar minyak 35,80 persen, keduanya sesuai dikembangkan di wilayah beriklim kering. 

Hasil observasi terhadap sisal klon H 11648 yang diintroduksi dari cina menunjukkan bahwa klon tersebut sangat adaptif untuk lahan kering iklim kering di Sumbawa dengan keunggulan produktivitas daun segar rata-rata telah mencapai  antara 96.698 – 113.744 kg/ha/thn (rata-rata 106.958,515 kg/ha/thn), produksi serat kering sebesar  4.728 – 5.964,763 kg/ha/thn (rata-rata 5.568,611 kg/ha/thn), dan rendemen serat sebesar 4 – 5,298 % (rata-rata 5,13 %). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement